Bab 25
Angela
sudah lama bertanya-tanya mengapa Bradford tidak pernah pulang. Sekarang ia
tahu alasannya. Bradford mencintai Crystal. Bradford mencintai Crystal sebelum
perang dan masih mencintai Crystal sekarang. Pria itu mencintai istri adiknya
sendiri!
Angela
bangun dan berjalan mondar-mandir sambil menunggu Eulalia selesai membersihkan
dapur dan membantunya melepaskan gaun. Tapi tidak perlu terburu-buru. Toh, ia
pasti takkan bisa tidur malam ini.
Apakah
Bradford akan tidur di kamar di seberang kamarnya? Apakah Bradford akan
memberitahukan segalanya pada Jacob?
Tak lama
amarahnya mulai muncul, Angela masih berjalan mondar-mandir.
“Maaf aku
terlambat, Missy. Kau sudah menunggu lama?”
“Ya!”
Angela meledak, namun Eulalia tidak keberatan.
“Aku
menolong Tilda membersihkan dapur. Semua orang meninggalkan ruang makan lebih
cepat daripada biasanya,” Eulalia mulai bicara sambil melepas gaun Angela.
“Semuanya?”
“Kecuali
Master Jacob dan Master Brad. Mereka membicarakan bisnis di ruang kerja sambil
minum.”
Oh Tuhan,
Angela menggeram di dalam dirinya. Bradford akan memberitahu Jacob. Ia tahu
itu!
Angela
berusaha menenangkan perasaannya.
“Bisakah
kau membawakan air untuk mandi, Eulalia? Malam ini sangat panas.”
Eulalia
terkikik mengerti. “Tilda sudah memanaskan air. Bukan hanya dirimu yang
berkeringat malam ini, Missy,” tuturnya, kemudian dengan cepat keluar dari
kamar.
Satu jam
kemudian, Angela melangkah masuk ke bak mandi besar dan berniat untuk
menenangkan diri. Ia mencoba mengosongkan pikirannya dan hanya mendengarkan
gumaman Eulalia yang menaruh baju tidurnya dan menata di tempat tidur. Namun
kemudian, pintu terbuka, dan keduanya terkejut.
“Anda
salah masuk kamar, Master Brad!” Eulalia terkejut, lalu berdiri di depan bak
mandi, mencoba menutupi Angela dari pandangan Bradford.
“Siapa
namamu?” Bradford bertanya dari tempatnya berdiri.
“Eulalia.”
“Well, Eulalia, mengapa kau tidak keluar
saja dari sini?”
“Anda
tidak bisa masuk kemari! Master Jacob akan marah!”
“Dia
tidak akan tahu, Eulalia,” Bradford berkata dengan nada suara malas. “Ini akan
membuatnya marah dan aku tidak ingin itu terjadi.”
Eulalia
berbalik menghadapi Angela. “Kenapa kau tidak berteriak atau melakukan sesuatu,
Missy, supaya dia keluar?”
“Oh, demi
Tuhan!” Bradford berteriak tidak sabar dan masuk ke kamar. Ia menggamit lengan
Eulalia dan membawanya keluar kamar.
“Tidak apa-apa,
Eulalia. Jangan khawatir. Dia hanya ingin bicara denganku,” Angela berseru
sebelum Bradford menutup pintu dan menguncinya.
Angela
melorotkan tubuhnya lebih dalam ke bak mandi. Rasa takut membuat perutnya
sakit. Tapi ia juga marah. Berani-beraninya Bradford masuk ke kamarnya.
“Apa
maumu, Bradford?”
Bradford
pindah berdiri di belakang Angela sambil menjawab, “Aku ingin bicara. Atau,
lebih tepatnya, kau yang akan bicara.”
“Aku
tidak bisa. Aku sudah pernah mengatakannya. Sekarang keluar dari kamarku
sebelum aku melakukan apa yang disarankan Eulalia dan berteriak!”
“Kau
tidak akan berteriak, tapi akan bicara, Angel,” kata Bradford lembut, sementara
jarinya menelusuri leher Angela.
Bulu
kuduk Angela langsung berdiri.
“Jangan,
Bradford, kumohon!” Ia menangis, dengan cepat ingat apa akibat sentuhan
Bradford. Amarahnya pupus, yang tersisa hanyalah rasa takut, bukan takut akan
amarah Bradford, namun takut akan kekuatan ajaib yang dimiliki Bradford dan
pengaruh kekuatan itu pada tubuhnya.
“Kenapa?
Kau sebelumnya tidak keberatan aku menyentuhmu di Sringfield,” Bradford
mengingatkan.
“Itu
beda. Kau tidak tahu siapa aku waktu itu,” Angela menjawab dengan gugup.
“Apa
bedanya dengan sekarang?” Bradford menuntut.
“Bradford,
kumohon! Biarkan aku menyelesaikan mandiku dan memakai baju terlebih dahulu,
kemudian kita bisa bicara.”
“Tidak!
Dan jangan bilang kau malu jika telanjang, karena aku tidak akan percaya itu,”
tukas Bradford.
“Kenapa
kau kembali?” Angela berseru dalam keputusasaan.
“Karena
dirimu,” jawab Bradford singkat, kemudian ia berputar ke sisi lain bak mandi. “Apa
kau tidak pernah melepaskan kalung ini?” tanyanya sambil mengangkat koin emas
itu dari dalam air.
“Tidak!”
Angela menjerit dan merampas koinnya dari tangan Bradford.
“Kenapa
kau menyimpannya, Angel?”
“Itu
bukan urusanmu, Bradford, dan itu juga tidak penting,” sahut Angela.
“Itu
penting karena aku yang memberikannya padamu.” Bradford tersenyum karena
melihat Angela terkejut. “Saat kau menjelaskan bagaimana kau bisa mendapatkan
koin itu, aku jadi ingat. Kau pikir aku tidak akan ingat?”
“Kejadian
itu sudah sepuluh tahun yang lalu,” tutur Angela sambil menundukkan wajahnya. “Aku
tak menyangka kau akan ingiat.”
“Dan
rompiku, apa kau juga masih menyimpannya?” Bradford bertanya, alisnya terangkat.
“Ada di
laci jika kau mau itu dikembalikan,” Angela menjawab dengan enggan.
“Aku
tidak ingin rompi itu, Angel. Yang kuinginkan adalah jawaban.”
Bradford
menunduk, mengangkat Angela keluar dari bak, dan dengan cepat membawa Angela ke
tempat tidur. Bradford mulai membuka baju sementara Angela meraih baju tidurnya
untuk menutupi tubuhnya.
“Bradford,
jangan!” Angela memohon. “Tolong jangan lakukan ini!”
“Mengapa
tidak? Kau dulu menginginkannya. Aku dulu menginginkanmu, dan sekarang pun demikian.”
“Tidak
seperti ini!” Angela berteriak. “Tidak disaat marah!”
“Aku
pernah meluluhkan amarahmu, ingat?” Bradford bertanya dengan lembut dan
menindih tubuh Angela, menarik gaun tidurnya yang memisahkan mereka. “Sekarang
giliranmu meluluhkan amarahku.”
Angela
terjebak diantara gairah dan nestapa, dan air matanya mengucur deras. Tubuh
Bradford menekan keras tubuhnya.
“Katakan
kenapa kau melakukannya, Angel. Kenapa kau memberikan dirimu saat itu?”
Bradford bertanya dengan bisikan lembut.
“Mengapa kau
harus menyiksakau seperti ini?” air mata membuat mata biru Angela bersinar saat
ia memandang Bradford. “Belum cukupkah bahwa kau membenciku saat ini?”
“Aku
tidak membencimu, Angel,” Bradford menjawab dengan lembut. “Kuakui bahwa aku
sangat marah pagi ini, tapi itu bukan berarti aku membencimu. Aku hanya ingin
tahu mengapa kau melakukan apa yang kau lakukan. Kau memberiku keperawananmu
dan aku ingin tahu alasannya. Kurasa kau memanfaatkanku untuk tujuan yang tidak
mau kau katakan padaku.”
“Kau bohong.
Kau hanya ingin agar aku mengatakan apa yang ingin kau ketahui! Tapi aku tidak
bisa, Bradford,” sahut Angela dengan suara sendu. “Aku tidak bisa karena kau
takkan mungkin memercayaiku.”
“Apa yang
harus kulakukan?” Bradford menggeram dengan marah karena kehilangan kesabaran. “Apa
aku harus memaksamu?”
Mata
Angela terbuka lebar. “Baiklah!” ia tersedu. “Aku mencintaimu... aku
mencintaimu!”
Suara
tawa Bradford yang lembut meluruhkannya. “Itulah yang selama ini kuduga, Angel,
tapi aku harus mendengarnya sendiri.”
Bab 26
Angela
bangun dengan terkejut, setengah berharap Bradford ada di sampingnya, namun ia
sendirian. Apakah ini hanya mimpi?
Terlalu
indah jika memang kenyataan. Ia ingat dengan jelas, ia memberitahu Bradford
bahwa ia mencintai pria itu, mendengar tawa bahagia Bradford saat ia
mengutarakan perasaannya. Mereka bercinta lagi dengan lembut, sama seperti saat
pertama kali. Setelah itu mereka berbincang. Ia menjelaskan segalanya,
bagaimana seorang gadis berumur sebelas tahun telah jatuh cinta, dan bagaimana
rasa cinta itu terus berkembang, semakin kuat seiring berjalannya waktu. Ia
menceritakan bagaimana perasaannya saat di Springfield, bagaimana ia
menginginkan satu hari bahagianya, tidak peduli berapa harganya. Bradford
mendengarkan dengan cermat, dan hanya mengajukan beberapa pertanyaan.
Kemudian
Angela mendengarkan bagaimana Bradford mencarinya, tentang perjalanan Bradford
yang tak terhitung. Bradford mengatakan bahwa ia selalu memikirkan Angela,
memimpikannya, berharap suatu hari ia akan menemukan Angela lagi dan menjadikan
Angela miliknya.
“Dan
sekarang setelah menemukanmu, aku tidak akan pernah melepaskanmu, Angel. Takkan
pernah,” janji Bradford, kata-kata yang menjadikannya wanita paling bahagia di
dunia. Mereka bercinta lagi, dengan bahagia dan bergairah kali ini.
Mereka
berbincang sepanjang malam, saling mengenal satu sama lain, menyesali waktu
yang terbuang selama ini. Kemudian Angela tertidur di lengan Bradford. Atau
apakah ia selama ini memang tidur? Mungkin semua ini memang terjadi seperti
yang diingatnya?
“Oh
Tuhan, Missy. Aku tidak pernah tahu kau pernah bangun sesiang ini. Sekarang
sudah hampir pukul satu, dan semua orang sudah selesai makan siang,” Hannah
berkata sambil masuk ke kamar.
“Oh
Tuhan! Kenapa Eulalia tidak membangunkanku pagi ini?” Angela bertanya dengan mata
melebar.
Hannah
tergelak dengan riang. “Master Bradford mendatangi dan mengejarnya... juga
mengejarku. Katanya dia telah membuatmu terjaga semalaman membicarakan masa
lalu, dan dia berpesan agar kau dibiarkan tidur sampai kau bangun sendiri.”
“Dia
sungguh berkata begitu?” Angela bertanya dengan perasaan senang.
“Ya,
Missy, itulah yang dikatakannya.”
“Oh,
Hannah, aku sayang padamu!” Angela berseru dan memeluk Hannah.
“Aku juga
menyayangimu, Nak, kau tahu itu. Dan aku bisa melihat kau sebagai bayi yang
baru dilahirkan. Itu bagus, bagus sekali. Sudah waktunya mempimu menjadi
kenyataan.”
“Oh,
sudah. Hannah, tentu saja sudah! Di mana Bradford sekarang? Apa dia ada di
bawah?”
“Dia ada
di ruang makan, menyesap kopi,” Hannah menjawab sambil membuka tirai. “Dia
menunggumu turun, agar bisa menemanimu makan.”
“Kenapa
kau tak bilang dari tadi?” cetus Angela sambil tergesa-gesa menuju lemari
pakaiannya dan dengan cepat memilih gaun katun berwarna krem mengkilap.
“Tenanglah,
Nak. Pria itu tidak akan lari ke mana-mana,” Hannah tertawa lagi. Angela
mengenakan gaunnya, dan menyematkan sepasang anting emas di telinganya. Namun
ia takkan menyianyiakan waktu dengan menjepit rambutnya, jadi dia hanya
mengikatnya dengan pita beludru, membiarkan rambut ikalnya tergantung lembut di
punggung.
Angela
berlari ke bawah dengan hati-hati, memelankan langkahnya hingga berjalan penuh
keanggunan sebelum memasuki ruang makan. Ia berdiri tanpa bernapas, melemah
karena senyum hangat yang diberikan Bradford. Bradford berdiri dan menuju ke
arahnya, kemudian memeluk dan menciumnya. Bradford menekan tubuhnya, membuatnya
sesak napas. Kemudian bibir Bradford meninggalkan bibirnya, dan pria itu
melonggarkan pelukan. Tapi Bradford tidak melepaskannya.
“Terkutuklah
aku jika aku tidak merindukanmu, Angel.” Bradford tertawa. Ia memeluk Angela
dengan satu lengannya dan mengangkat wajah Angela hingga gadis itu memandang
wajahnya, lalu mencium gadis itu sekali lagi, namun kali ini lebih lembut. “Aku
menginginkanmu setiap menitnya. Aku tidak ingin meninggalkanmu tadi pagi, tapi
kurasa akan aneh jika aku ditemukan di kamarmu.”
“Hannah
akan mengerti. Dia sudah lama tahu perasaanku padamu.” Angela mengingat
saat-saat ia selalu bertanya pada Hannah tentang Bradford. Sekarang ia mengerti
mengapa Hannah tak pernah ingin membicarakan Bradford. Hannah tahu Angela
mencintai Bradford, namun Bradford telah bertunangan dengan Crystal. Hannah
yang baik.
“Di lain
pihak,” Angela melanjutkan dengan senyuman, “Eulalia mungkin akan terkejut.”
“Ya,
setelah aku mengumumkan bahwa kita akan menikah, mungkin pelayanmu itu akan
berpura-pura tidak tahu jika menemukanku di dalam kamarmu.”
“Menikah?”
Angela terhenyak. Menikah dengan Bradford!
“Demi
Tuhan, Angel, jangan seterkejut itu.” Bradford tergelak. “Kau pikir apa yang
kumaksud saat kukatakan aku takkan pernah melepaskanmu lagi?”
“Aku... aku
tidak mengira kau ingin menikahiku.” Suara Angela bergetar.
“Kenapa
tidak? Aku tidak akan menyembunyikanmu, Angel.”
“Tapi
kukira kau masih mencintai Crystal. Dari caramu bicara padanya semalam saat
makan malam...”
Bradford
menarik napas dalam-dalam, namun matanya hangat dan berwarna emas saat ia
membelai Angela. “Aku memang dulu mencintai Crystal, tapi itu sudah lama
sekali, Angel. Dia membunuh cintaku saat menikahi adikku. Crystal adalah bagian
daei masa mudaku, dan aku butuh waktu lama untuk melupakannya. Namun kau adalah
masa depanku, dan aku ingin mencintaimu dan membahagiakanmu seumur hidupku.
Maukah kau mengizinkanku melakukan hal itu? Maukah kau menikahiku dan
memberitahu seluruh dunia bahwa kau milikku?”
“Oh,
Bradford, ya! Ya!” Angela menangis, air mata kebahagiaan menggantung di matanya
saat ia memeluk Bradford erat-rat.
“Jika
begitu, aku akan membuat pengumuman malam ini saat makan malam. Dan
pertunangannya tidak akan lama-lama, Cintaku. Satu atau dua minggu sudah cukup.”
“Tidak!”
Angela berkata tajam, membuat Bradford terkejut.
“Baiklah,
aku akan menikahimu besok,” Bradford menyeringai. “Tapi Ayah akan kecewa karena
dia tidak bisa merancang pesta pernikahan besar-besaran.”
“Tidak,
bukan begitu maksudku, Bradford. Maksudku, kita tidak bisa memberitahu orang
lain secepat itu.”
“Demi
Tuhan, mengapa tidak?” tanya Bradford bingung. Namun kemudian matanya melebar
dan jari-jarinya secara otomatis mencengkram pinggang Angela, “Kau semalam
tidak bohong padaku,kan?”
“Oh,
Bradford, tidak!” dengan cepat Angela meyakinkan Bradford, dan lega melihat
bara menghilang dari mata pria itu. “Aku mencintaimu dengan setiap helaan
napasku. Apa pun maumu, itu pula mauku.”
“Lalu,
mengapa kau tidak mau aku mengumumkannya malam ini?”
“Keluargamu
tidak akan mengerti, Bradford. Yang mereka tahu, kau baru mengenalku selama
satu hari.”
“Mereka
tahu kita pernah bertemu tujuh tahun yang lalu.”
“Kau
memang sudah dewasa waktu itu, tapi aku hanyalah gadis kecil yang berumur empat
belas tahun. Walau pertemuan itu sangat berarti bagiku, keluargamu tidak akan
pernah percaya kau jatuh cinta padaku waktu itu. Kau masih mencintai Crystal
waktu itu dan berencana kembali padanya. Dengan tidak adanya pertemuan lain
antara saat itu dan sekarang, keluargamu tidak akan mengerti.”
“Ah, tapi
nyatanya ada pertemuan lain, Angel,” Bradford menggumam, sudut mulutnya
menyeringai membentuk senyuman menggoda saat ia menarik tubuh Angela mendekat
padanya.
“Bradford!”
Bradford
tertawa pendek. “Kurasa kita harus menyimpan saat-saat itu untuk diri kita sendiri,
bukan?” Kemudian suaranya berubah menjadi bisikan lembut yang dalam. “Bahkan
aku sendiri mulai ragu aku memilikimu salama seminggu penuh di bulan Desember
itu... sampai hari ini. Kemarin, hidupku baru dimulai lagi.”
“Begitu
pula hidupku, Sayang,” timpal Angela, kebahagiaan memenuhi hatinya sehingga
hampir meledak. “Tapi kau mengerti mengapa kita harus menunggu sebelum
memberitahu orang lain, kan?”
“Tidak,”
ujar Bradford datar. “Aku akan memberitahu keluarga dekatku bahwa aku bertemu
denganmu di Springfield saat kau sekolah di Utara. Akan kukatakan bahwa aku
sering mengunjungimu selama tahun-tahun itu, bahwa aku jatuh cinta padamu,
namun kau, dengan dahagamu untuk belajar, ingin menyelesaikan sekolahmu dulu
sebelum kita menikah. Walau itu tidak semuanya benar, tapi orang akan percaya.
Bagaimana menurutmu?”
“Tapi
ayahmu akan sedih. Dia akan bertanya-tanya mengapa aku tidak pernah bercerita
tentang kunjunganmu, atau memberitahunya
bahwa aku mencintaimu. Dia akan bertanya-tanya mengapa kau tidak pernah
mengabarkan tentang kita. Dan sekalipun keluargamu percaya, mereka akan
bertanya-tanya mengapa kau menghindar dari Golden Oaks selama empat tahun
belakangan ini padahal aku berada di sini selama liburan musim panas. Mereka
akan keheranan. Ceritamu hanya akan membuat Jacob bingung.”
“Angel,
kisah karanganku hanya untuk Zachary dan Crystal, bukan ayahku. Dia tidak
sebodoh itu.”
Mata
Angela melebar. “Kau akan memberitahu Jacob kisah sebenarnya?”
Bradford
menghela napas. “Mengapa kau mempersulit dirimu? Akan lebih baik jika kau tetap
menjadi wanita desa yang tidak tahu apa-apa. Jika demikian, kau akan menikahiku
besok.”
“Jika
demikian, kita takkan pernah bertemu, dan aku akan mati sebagai seorang perawan
tua yang mencintaimu sampai ajalku.”
“Buang
pikiran itu, Angel.” Bradford menyeringai. “Kau akan menjadi istriku. Jangan
ragukan itu. Dan kita akan menunggu, seperti yang kau sarankan, tapi tidak
lebih dari sebulan. Dalam waktu satu bulan, keluarga ini akan tahu bahwa aku
jatuh cinta padamu. Tapi sejujurnya, aku hanya butuh waktu satu hari untuk
jatuh cinta padamu... hari saat kau memberikan keperawananmu padaku.”
“Apa kau
sudah mencintaiku saat itu?”
“Ya,
hanya saja aku tidak menyadarinya sampai kemarin. Kukira aku hanya
menginginkanmu berdasarkan nafsu, namun ternyata perasaanku jauh lebih dalam
daripada itu. Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku, nyonya dari rumah dan
tanahku, dan penjaga hatiku. Kau adalah wanita yang telah membuang hal lain
jauh-jauh dari pikiranku. Aku ingin menua bersamamu dan mencintaimu selamanya,
Angel.”
“Aku
wanita yang paling berbahagia di dunia ini,” Angela berbisik, membelai bibir
Bradford dengan bibirnya, dan keduanya berakhir dengan ciuman yang menghapus
keraguan pada malam sebelumnya.
“Aku akan
mengumumkan sehari setelah pesta dansa Crystal, dan kita akan menikah seminggu
sesudahnya. Namun demi Tuhan, bagaimana aku bisa bertahan sampai saat itu? Kau
menggoda jiwaku. Aku tidak akan bisa menahannya, Angel.”
“Kau
tidak merasa perlu menahan diri semalam,” Angela menggoda Bradford.
“Tapi itu
tidak tepat, Angel. Kita harus menahan diri kita sekarang. Jadi, bagaimana aku
bisa melewati malam-malam ini, menginginkanmu di sisiku, namun terpaksa
menunggu?”
Angela
merasa tersinggung. “Sungguh, Bradford, kalian laki-laki yang sangat
menggelikan. Tidak apa-apa jika tidur dengan seorang wanita, tapi begitu kau
melamarnya, dia menjadi tabu? Benar begitu?”
Bradford
tampak malu. “Kira-kira seperti itu.”
“Yah,
wanita ini tidak mau menunggu, Bradford,” tukas Angela serius. “Tempat tidurku
adalah milikmu.”
“Kau
sungguh-sungguh?”
Raut
wajah Angela melembut. “Cintaku tidak dibatasi oleh aturan,” ia begumam lembut
dan memeluk Bradford erat-erat. “Tujuh belas tahun pertamaku telah
mengajarkanku untuk tidak malu jika menginginkan sesuatu.”
Bradford
memandang Angela dengan penasaran, ali shitamnya yang tebal hampir bertemu di
atas mata coklat emasnya. “Kau sungguh-sungguh? Apa kau cukup mencintaiku untuk
menghindarkanku dari malam-malam sepi sendirian?”
“Cintaku
tak terbatas, dan aku bersungguh-sungguh dalam setiap perkataannku. Aku tidak
tahan jika harus jauh darimu hanya karena lingkungan tidak menyukainya. Di
hatiku, kita sudah menikah, dan aku akan memberikan segala yang kupunya untuk
bisa bangun dalam pelukanmu setiap paginya seumur hidupku.”
“Tapi,
bagaimana dengan pelayanmu? Mungkin lebih baik jika kau ke kamarku. Aku belum
meminta pelayan pria, dan aku tidak membutuhkannya.”
“Tidak, itu
membuatku harus berbohong pada Eulalia dan aku tidak suka berbohong. Akan lebih
baik jika aku menceritakan saja segalanya padanya.” Angela kemudian tertawa. “Dia
takkan mungkin seterkejut itu, karena dia bertemu Todd, salah seorang penjaga
kebun, setiap malam. Lagi pula, dia sangat menyayangi ayahmu. Dia akan menahan
lidahnya agar tidak membuat ayahmu sedih.”
“Tapi,
apa dia setia padamu?”
“Kurasa
begitu. Tapi jika kita ketahuan, kemudian Jacob memaksa melakukan apa yang
seharusnya, kita akan lebih cepat lagi menikah. Namun jika kau lebih memilih
untuk menderita...” Angela mengulas senyum menggoda.
“Kau ini
mengerikan,” Bradford tertawa. “Bidadari yang mengerikan. Saat aku mencoba
menjadi pria yang bertanggung jawab, kau malah membiarkanku menuruti
keinginanku.”
“Karena
keinginanmu adalah keinginanku juga,” timpal Angela.
“Untunglah
tidak semua wanita jinak dan penakut.”
Suara
tawa tertahan Hannah membuat Bradford melepaskan Angela.
“Tadinya
saya kira kalian pasti sudah selesai makan. Kalian terlalu sibuk berbincang
mengenai masa lalu lagi hingga lupa memberitahu Tilda untuk membawa masuk
makanannya?” Hannah bertanya dengan pandangan memaklumi.
“Bukan
masa lalu, Hannah. Masa depan... dan betapa akan gemilangnya masa itu,” jawab
Bradford ringan.
Hanya ada
satu masalah, dan itu adalah Candise Taylor. Bradford harus memutus pertunangan
mereka. Bradford sama sekali tidak ingin menghadapinya. Ia telah menyia-nyiakan
dua tahun waktu Candise, membuat gadis itu menunggunya. Dan sekarang ia harus
memberitahu Candise bahwa ia mencintai wanita lain.
Bab 27
Golden
Oaks menjadi rumah yang berbeda sejak kedatangan Bradford, menjadi lebih
gembira. Crystal pun bahkan sudah tidak menjadi sesuatu yang mengerikan lagi.
Tidak ada
yang bertanya pada Bradford mengenai alasannya tinggal di Golden Oaks dan
bukannya pergi menuju Texas. Setiap anggota keluarga punya alasan masing-masing
untuk tidak mengemukakan topik ini, jadi hari demi hari berlalu tanpa seorang
pun tahu kapan ia akan pergi.
Namun
Angela tahu. Akan ada bulan madu setelah pernikahan mereka, yang akan membawa
mereka menyeberangi lautan menuju tempat yang hanya pernah dibaca Angela. Itu
pilihan Bradford, dan mereka telah membicarakannya panjang lebar sambil
berpelukan. Mereka akan berjalan-jalan ke Inggris, ke lahan luas yang dimiliki
Jacob.
Mereka
akan tinggal selama satu atau dua bulan di Inggris, kemudian kembali ke
Amerika, ke Texas.
***
Hari berlalu
cepat bagi Angela. Ia hidup dengan perasaan bahagia terus menerus,
bertanya-tanya apakah ini kenyataan saat ia sendirian, dan menyadari bahwa ini
memang kenyataan saat Bradford memeluknya dan bercinta dengannya. Pada minggu
pertama, Bradford memberi sinyal kepada keluarganya bahwa ia tertarik pada
Angela. Bradford sangat memperhatikan Angela, mengajaknya berbincang saat di
meja makan, dan mengajarinya cara bermain poker. Di pagi hari, ia mengajak
Angela berkuda ke tanah Maitland, tanah yang kaya dengan tebu dan kapas.
Undangan ke pesta dansa diumumkan pada minggu pertama itu, dan konfirmasi
kedatangan pun mulai diterima.
Pada
minggu kedua, Bradford mulai mengajak Angela untuk makan malam di kota, dengan sengaja tidak mengajak anggota
keluarga yang lain. Keluarga memperhatikan hal ini, terutama Robert.
Dua
minggu sebelum pesta dansa, Jim McLaughin tiba dari New York untuk urusan
bisnis, dan diundang untuk menginap. Sehari sesudahnya, Golden Oaks menerima
seorang tamu dari Texas.
Angela
berdiri di depan pintu ruang pagi mencermati tamu itu dengan rasa penasaran.
Pria itu setidaknya lima belas senti lebih tinggi daripada Bradford, membuat
tubuh tinggi Bradford jadi terlihat kecil. Kulit pria itu berwarna perunggu
karena berjam-jam terkena sengatan matahari. Rambutnya berwarna emas dibelah di
tengah, mirip dengan rambut Bradford, namun jauh lebih panjang, jatuh dengan
halus di bahunya yang lebar. Ia mengenakan pakaian dari bahan kulit yang
lembut.
“Yah,
Bradford, aku pasti mengenalimu, namun kurasa kau tidak mengenaliku, sudah
hampir lima belas tahun sejak kita terakhir lomba lari menyeberangi tanah ayahmu.”
Dahi
Bradford berkerut, namun kemudian ia berseru, “Grant Marlowe! Yah, aku... kau
baru berusia sepuluh tahun saat aku kembali ke Alabama.”
“Yeah,
dan kau berumur lima belas tahun. Tapi kelihatannya aku yang telah jauh
berubah. Mulai tumbuh, dan tampaknya tidak bisa berhenti.”
Bradford
melihat ke arah temannya dari kepala sampai kaki kemudian tertawa lepas. “Tampaknya
kau telah jauh lebih tinggi sejak saat itu. Tinggimu ini pasti berguna. Kurasa
tak ada seorang pun yang berani macam-macam denganmu.”
“Itu
benar, tapi juga membuatku tak beruntung. Aku tak bisa menemukan seorang gadis
pun yang tidak takut tulangnya akan remuk saat di tempat tidur denganku.”
Bradford
berpura-pura batuk dan memberitahu secara halus tentang kehadiran Angela. Saat
Grant mengikuti arah wajah Bradford, wajahnya berubah menjadi merah, dan
terlihat jelas di kulitnya yang coklat terbakar.
“Ma...
maafkan aku, Ma’am.” Grant menggosok-gosokkan tangannya dengan gugup ke
pahanya. “Aku begitu senang bertemu Brad hingga tak melihatmu berdiri di sana.”
Angela
tersenyum manis saat menatap mata hijau gelap Grant. “Sama sekali tak apa-apa,
Sir, sungguh.”
“Angela,
ini Grant Marlowe, teman baik masa kecilku,” kata Bradford. “Angela anak angkat
ayahku. Dan pria yang ada di sebelah sana adalah teman lama keluarga, sekaligus
kakak dari iparku. Kemarilah, Robert.”
Robert
maju menjabat tangan Grant, namun Grant sama sekali tidak memperhatikannya.
Mata hijau lautnya kembali menatap Angela. Baik Robert maupun Bradford
menyadarinya.
“Apa yang
membawamu kemari, Grant?” tanya Bradford, mengajak Grant ke ruang pagi. “Aku
mengira ayahmu yang akan datang. Apa dia ada di sini bersamamu?”
“Tidak,
itu sebabnya aku yang datang. Ayahku dan aku melewati perang tanpa kekurangan
apa pun. Kemudian, satu minggu setelah kembali ke Texas, dia dibunuh oleh
kawanan perampok.”
“Aku
turut berdukacita mendengarnya. Phil Marlowe adalah seorang pria terbaik yang
pernah kukenal. Aku membutuhkannya di peternakan.” Bradford mendesah.
“Menurutku
juga begitu,” sahut Grant. “Aku menjadi mandor di sebuah lahan kecil di Fort
Worth saat kudengar kau mencari ayahku. Aku mengira Jacob akhirnya siap uuntuk
mengelola peternakannya lagi, jadi aku berhenti dan datang ke sini untuk
menanyakan apakah dia membutuhkan tenagaku. Aku merasa lebih baik bekerja untuk
ayahmu.”
“aku
yakin ayahku akan senang mendengarnya, tapi dia sudah pensiun dari bisnisnya.
Jika kau mau pekerjaan itu, kau akan bekerja untukku.”
“Itu akan
lebih baik lagi.” Grant menyeringai.
“Bagus.
Banyak yang harus dilakukan, dan kau akan memegang wewenang penuh sampai aku
tiba di sana... sekitar empat atau lima bulan lagi dari sekarang. Apa kira-kira
kau sudah bisa membereskan peternakanku dalam jangka waktu itu?”
“Akan
kuusahakan sebaik-baiknya,” Grant menjawab dengan semangat. “Kapan aku mulai?”
“Kau bisa
kembali ke Texas dua minggu lagi,” jawab Bradford. “Banyak yang harus kita
diskusikan sementara itu, dan kau juga lebih baik menghadiri pesta dansa yang
diadakan adik iparku. Kau mungkin akan menemukan gadis yang bisa diperistri dan
kau bawa pulang.”
“Kalau
begitu tidak akan sia-sia.” Grant tertawa, matanya menatap Angela lagi.
Bradford
membawa Grant menemui ayahnya, meninggalkan Angela dan Robert di ruangan.
“Angie,
kau selalu menghindariku akhir-akhir ini, dan aku harus bicara padamu.”
Minggu
itu Bradford bercerita tentang bagaimana Robert berkeliaran di sekeliling
rumah. Mereka memutuskan Robert harus menjadi orang pertama yang tahu tentang
mereka berdua, dan Angela berkeras ia yang akan mengatakannya.
“Ini
bukan sesuatu yang harus membebani pikiranmu,” Bradford berkata padanya. “aku
akan menanganinya.”
Angela
kehilangan kendali emosinya. “Aku yang ingin dinikahi Robert!”
“Dan aku
orang yang akan kau nikahi!” sergah Bradford sama tajamnya dengan Angela.
Ia
menatap Bradford dengan tatapan membara, kemudian menunjuk dengan jarinya yang
kaku ke arah pintu. “Keluar dari sini, Bradford Maitland! Kita belum menikah,
dan aku tidak yakin kita akan menikah!”
“Apa?”
“Kau
dengan aku!” Angela berteriak. “Jika kau berencana melindungiku dari semua hal
kecil seumur hidupku, maka kau bisa melupakannya!”
“Baik!
Baik kalau begitu!” Bradford menggerutu lalu keluar dari kamar.
Namun
beberapa menit kemudian ia kembali dengan ekspresi menyesal. “Tidak bisakah
kita mendiskusikan hal ini?”
“Aku
terbuka untuk diskusi, Bradford,” ujar Angela. “Tapi bukan itu yang tadi kau
lakukan. Kau mendikteku.”
“Maafkan
aku, Angel, namun aku ada bersama ayahku saat Robert bilang bahwa kau telah
menolaknya. Dia bilang dia takkan menyerah.”
“Aku
sudah mengatakan pada Robert bahwa aku jatuh cinta pada orang lain, tapi aku
tidak mengatakan bahwa orang itu kau,”
tutur Angela, sekarang dengan nada lembut. “Saat dia tahu aku akan menikahimu,
dia harus melupakanku. Tapi terserah padaku bagaimana cara mengatakan padanya.”
Bradford
menarik Angela ke dalam pelukannya. “Kau menang.” Ia menyeringai. “Tapi jangan
harap Robert akan melupakanmu. Tak seorang pun yang pernah jatuh cinta padamu
akan melupakanmu semudah itu.”
Bradford
mendekap Angela erat-erat, kemudian tertawa. “Dengan sepasang temperamen yang
mudah meledak ini, kurasa kita memberi warna kita masing-masing. Namun selama
semua berakhir seperti ini, kita akan baik-baik saja.”
Bradford
mencium Angela, lalu menunjukkan cintanya dengan cara yang paling Angela sukai.
Angela mengingat malam itu sambil tersenyum. Ya, sudah pasti mereka akan
bertengkar lagi, namun selama berakhir dengan menyenangkan, semuanya akan
baik-baik saja.
Sekarang
Robert telah menyudutkannya dan ia harus menghadapinya.
“Ada apa,
Robert?”
“Aku
tidak suka kau terlalu sering menghabiskan waktu dengan Bradford,” Robert
berkata tajam, langsung menuju sasaran. “Dan kau tampak menikmati segala macam
perhatian yang dia berikan. Aku tidak pernah melihatmu sebahagia ini
sebelumnya!”
“Kukira
kau ingin aku bahagia, Robert,” ujar Angela dengan suara lembut.
“Memang,
tapi ini tidak benar! Kau bilang kau mencintai pria lain, dan itu sebabnya kau
tidak bisa menikahiku... dan sekarang ini! Apakah hatimu berubah begitu
cepatnya? Apa kau mencintai Bradford sekarang?”
Angela
mendesah. Dengan sesederhana mungkin, ia mengatakan pada Robert bahwa sudah
lama ia mencintai Bradford. Wajah Robert mulai terlihat marah dan, saat Angela
selesai, Robert keluar dari rumah tanpa mengatakan apa-apa. Beberapa menit
kemudian, Angela berdiri di dekat jendela mengawasi kuda Bradford berderap di
sepanjang barisan pohon ek yang menuju ke arah jalan di tepi sungai.
***
Pada sore
harinya, satu orang tamu tiba lagi di Golden Oaks untuk menemui Bradford.
Courtney Harden adalah pria bermuka licik berusia sekitar pertengahan tiga
puluhan, dengan rambut emas dan mata biru yang tajam. Bradford tidak menyukai
pria itu dan baru-baru ini memutus hubungan bisnis mereka.
Bradford
pertama kali bertemu Courtney Harden di New York, saat pria itu meminta
Bradford bekerja sama dengannya untuk mengelola sebuah hotel-restoran. Waktu
itu, Bradford sedang sibuk dengan urusan lain, terutama mencari Angela, dan
langsung setuju tanpa melakukan penyelidikan lebih dalam mengenai diri Courtney
Harden.
Courtney
yang telah menemukan lokasi untuk hotel-restoran tersebut, memegang kendali
penuh. Namun beberapa bulan sebelum Bradford datang ke Mobile, ia diberitahu
bahwa Courtney terlibat dalam bisnis pelacuran dan obat bius. Alih-alih
melibatkan pihak yang berwajib, Bradford mengirim pesan berisi pemecatan
Courtney.
Sekarang
Courtney menemui Bradford, dan menuntut pemulihan dirinya sebagai manajer
hotel. Bradford memberitahu Courtney dalam beberapa patah kata bahwa ia punya
dua pilihan: menerima pemecatannya, atau dilaporkan kepada pihak berwajib.
Karena takut Bradford berubah pikiran, Courtney Harden dengan cepat kabur dari
Golden Oaks.
***
Malam
itu, Bradford berjalan mondar-mandir dengan perasaan marah di kamar Angela.
“Seharusnya
aku tidak mempekerjakannya!” Bradford meledak.
“Maksudmu
Grant?”
“Ya,
sial!” Bradford berteriak dan beralih ke Angela. “Aku melihat caranya
memandangmu, dan kau juga sama sekali tidak menahan diri. Kau menganggap
dirinya menarik, bukan?”
“Ya,
memang benar,” Angela menjawab dengan senyuman singkat. “Grant sangat
menyenangkan untuk dipandang, tapi hatiku sudah ada yang punya.”
“Benarkah?”
“Kau
cemburu!” Angela tertawa.
“Memang!”
“Bradford,
apa kau belum yakin padaku? Demi Tuhan, aku sudah mencintaimu selama sepuluh
tahun ini.”
“Aku
selalu teringat saat-saat aku kehilanganmu.”
Angela
menyeringai. “Jika kau ingat dengan benar, aku meninggalkanmu hanya sekali, dan
itu karena aku harus kembali ke sekolah.”
Angela
berjalan perlahan mendekati Bradford dan melingkarkan lengannya di leher pria
itu.
“Aku
takkan meninggalkanmu lagi, Bradford.” Angela bernapas perlahan. “Aku
mencintaimu... tak ada yang lain.”
“Kau
tidak pernah bersama pria lain, Angel. Bagaimana aku tahu bahwa hatimu tidak
akan beralih ke pelukan pria lain nantinya? Pria lain mungkin akan lebih mampu
memuaskanmu ketimbang aku.”
“Hentikan,
Bradford Maitland. Kau bicara soal nafsu, sementara aku bicara tentang cinta,”
Angela berkata tegas, lalu menggiring bibir Bradford ke bibirnya.
“Ah, tapi
aku berpendapat keduanya saling berkaitan erat.” Bradford tertawa lega. Ia
mengangkat Angela dengan lengannya dan dengan cepat membawa Angela ke tempat
tidur.
Next
Back
Di tunggu lanjutannya kak.
BalasHapusWaktuku 'ga banyak jadi lanjutannya dikit aja ya..
BalasHapus