Home

Minggu, 10 Desember 2017

Glorious Angel 4


Hanna dengan cepat kembali ke Golden Oaks, hampir setengah berlari. Ia tak ingat lagi harus masuk lewat pintu belakang. Ia masuk lewat pintu depan dan langsung menuju ruang baca utama. Oh Tuhan, Master Jacob akan benar-benar marah.

Hanna bisa mendengar Candise Taylor dan Crystal Lonsdale bermain backgammon di ruang melukis. Candise dan ayahnya adalah tamu kehormatan di Golden Oaks selama dua minggu ini, dan tak lama lagi akan kembali ke Inggris. Crystal Lonsdale sudah menjadi pengunjung tetap Golden Oaks selama beberapa tahun ini, dan kakaknya Robert, sudah lebih lama lagi. Robert bergabung dengan pasukan Alabama bersama Zachary, putra Jacob yang lebih muda, saat perang pertama kali pecah. Di bawah komando Braxton Bragg, mereka mempertahankan tepi pantai antara Pensacola dan Mobile. Robert tetap berjaga di Teluk Mobile, namun Zachary pergi bersama Bragg saat Bragg memimpin pasukan Tennessee. Hannah sering sekali berdoa agar Tuhan melindungi mereka.

Hannah mengetuk pintu ruang baca dengan perlahan dan masuk saat Jacob Maitland mempersilahkannya. Hannah berdiri di seberang meja tempat Jacob mempelajari catatan keuangannya., seperti yang selalu dilakukannya setiap sore. Jacob belum mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang masuk ke ruangan, jadi Hannah berdiri dengan sabar.

Hannah tahu Jacob akan marah dan itu tidak bagus. Jacob pernah terkena stroke ringan beberapa tahun lalu dan harus lebih tenang. Jacob menyerahkan pengelolaan sebagian besar bisnisnya kepada orang lain saat ini.

Hannah akan sangat menyesal jika terjadi sesuatu pada Jacob Maitland. Ia ingat dengan baik bagaimana keadaan Mobile sebelum Jacob datang ke Golden Oaks, membeli tanah dan rumah yang besar, juga budak. Saat itu adalah saat-saat terburuk karena penuh dengan ketakutan. Takut bahwa salah seorang anggota keluarga akan dijual, takut akan dicambuk.

Sekarang budak sudah tidak sama lagi seperti dulu, dan itu semua berkat Jacob Maitland. Hannah tahu tak ada yang tidak akan dilakukannya untuk Jacob Maitland. Jacob telah memberinya kehidupan baru dan penghargaan. Lebih penting lagi, Jacob telah mengembalikan anak pertamanya, putranya yang telah diambil darinya dan dijual delapan belas tahun yang lalu, saat baru berusia empat tahun. Jacob menemukan anak itu dan mengembalikannya ke Hannah.

Hannah tahu pendirian Jacob. Jacob akan memerdekaan bangsa kulit hitam jika tidak terpaksa memberikan kesan memenuhi standar hidup orang selatan agar bisa tinggal di Selatan. Namun dalam perang ini, sesungguhnya Jacob mendukung Utara.

Tentu saja, Jacob tidak sadar Hannah tahu hal tersebut. Hanya Hannah dan keluarganya saja yang tahu, karena Luke, suaminya, adalah pelayan Jacob, dan suaminya itu secara tidak sengaja mendengar Jacob mengigau. Namun keluarga Hanna menjaga rahasia tersebut. Hannah pernah menceritakannya pada Angela secara tidak sengaja. Tapi Angela adalah gadis yang baik. Ia tahu akibatnya jika menceritakan rahasia tersebut pada orang lain. Hannah yakin Angela tidak akan melakukannya.

Jacob masih belum mengangkat kepalanya dari catatan keuangannya, namun Hannah menunggu dengan sabar. Mata coklatnya menatap Jacob dengan kagum sambil menunggu. Jacob pria berumur empat puluh delapan tahun yang cukup tampan dengan sedikit rambut abu-abu di keningnya. Sisa rambutnya masih hitam dan dan terkadang terlihat biru. Namun matanya! Oh Tuhan, mata lelaki ini menakutkan. Jika iblis pernah muncul dan menampakkan diri, Hannah yakin matanya sama dengan mata Jacob Maitland. Warnanya coklat emas muda, kecuali saat ia marah. Tambahan lagi, Jacob Maitland sangat mudah marah. Saat ia marah, warna matanya akan berubah menjadi kuning emas yang berkobar, siap untuk membakar siapa pun yang mencari masalah.

Dari dua anak Jacob Maitland, hanya Bradford yang sangat mirip dengan ayahnya. Zachari hampir sama tingginya dengan kakaknya dan ayahnya, hanya sedikit saja di bawah seratus delapan puluh sentimeter, tapi Zachary mengambil mata dan temperamen ibunya. Ia tidak seliar kakaknya.

Jacob Maitland sekarang telah mendongak dan sedikit tertegun. "Kenapa kau sudah kembali secepat ini? Dia ada di rumah, kan?"

Hannah selalu suka mendengar Jacob Maitland bicara. Cara bicaranya sangat menawan dengan sesuatu yang khas. Hannah pernah mencoba menirukan cara bicara Jacob beberapa tahun yang lalu, tapi keluarganya menggodanya hingga akhirnya ia menyerah.

"Ya, Sir, dia ada di rumah."

"Nah, kalau begitu, bagaimana keadaannya? Apa dia masih menyuruhmu berjanji untuk tidak mencuri dariku lagi?" Jacob tergelak.

"Saya pergi sebelum dia sempat melakukannya," jawab Hannah sembil terus meremas tangannya dengan gugup.

"Ada sesuatu yang salah, Hannah?" Jacob bertanya, matanya menyipit. "Ayo, ceritakan."

"Mungkin sebaiknya kita keluar, Sir, karena saya rasa anda akan marah, sementara para gadis sudah kembali dari kota dan ada di ruang melukis. Mereka akan mendengar anda."

"Katakan saja sekarang!"

Hannah menarik napas dalam-dalam dan sedikit gemetar melihat mata coklat emas itu mulai berapi-api.

"Missy Angela hampir diperkosa pagi ini," Hannah berkata dengan cepat, matanya terbelalak, menunggu badai menerjang.

"Dia apa?" Jacob kaget, dengan segera melompat bangun. "Bagaimana itu bisa terjadi saat ayahnya ada di sana?"

"Ayahnya sedang tidak ada."

"Apakah... apakah Angela terluka?"

"Oh, tidak, Sir. Dia menghadang anak muda itu dengan senapan. Anak muda itu memang mengincarnya. Selalu mengancam akan mendapatkan Angela. Tapi gadis itu sama sekali tidak takut, malah lebih liar daripada ayam betina."

"Anak muda macam apa yang mencoba memperkosa gadis kecil?" Jacob bertanya sambil duduk dengan gelisah di kursinya lagi. "Aku sama sekali tidak mengerti."

"Saya sudah sering bilang bahwa gadis itu sudah mulai tumbuh," Hannah mengingatkan dengan tenang.

"Umurnya baru empat belas tahun. Yah, dia masih seperti bayi."

Hannah tidak mengingatkan Jacob bahwa "bayi" yang seumuran Angel sudah bisa menikah dan melahirkan. "Anda belum melihatnya lagi sejak Anda dan ayahnya bertengkar hebat. Nona kecil itu telah berubah menjadi seorang gadis cantik."

Jacob tampaknya mengabaikan kalimat Hannah yang terakhir. "Siapa nama anak muda itu? Demi Tuhan, dia akan berharap bahwa dia sudah mati!"

"Billy Anderson."

"Maksudmu  putra Sam Anderson?" Jacob tampak terkejut.

"Iya, Sir."

"Apa ada anak lain yang mencoba mengganggu Angela?" Jacob bertanya.

"Ya, Sir. Dan itu sungguh membuat saya khawatir, karena Missy Angela yang malang itu harus tinggal sendirian pada malam hari."

"Kenapa?"

Hannah menundukkan pandangannya dan berbisik, "Ayahnya meninggalkannya sendirian dan menginap di Mobile. Setidaknya itulah yang dilakukannya semalam."

"Bedebah busuk itu!" Jacob kembali berdiri, kali ini menggulingkan kursinya ke lantai. Ada sinar kemarahan di dalam matanya. "Katakan pada Zake untuk membawa kudaku dan pergi ke kota. Dia harus membawa pulang Sam Anderson dan William Sherington. Katakan padanya untuk melaju sekencang mungkin! Kau mengerti itu, Hannah?"

"Ya, Sir." Hannah tersenyum untuk pertama kalinya.

"Nah, pergilah! Setelah itu kembali ke sini dan ceritakan sisa kisahmu itu."


***




Hari hampir senja saat William Sherrington masuk ke ruang baca Jacob Maitland tanpa dipersilahkan. Pakaiannya kotor dan kusut, celananya berlubang. Rambut merah terangnya dibelah tengah, dan diratakan ke kepalanya memakai minyak murahan. Bagian matanya yang putih dihiasi garis-garis merah seterang warna rambutnya. Ia memegang topi tua yang kusam, yang sekarang diarahkannya kepada Jacob.

"Apa maksudmu menyuruh orang Negro menjemputku?" William Sherrington menggelegar. "Aku sudah memperingatkan lima tahun yang lalu bahwa aku..."

"Diam, Sherrington. Duduklah!" Jacob menggeram. "Lima tahun yang lalu kau memerasku dengan cara mengancam akan menceritakan tentang Charissa pada anak-anakku jika aku tidak membiarkanmu membesarkan Angela dengan caramu sendiri. Aku mundur waktu itu, dan itulah bodohnya aku, namun saat itu Angela tidak dalam bahaya."

"Bahaya apa?"

Jacob bangun dari kursinya, wajahnya seperti memakai topeng halilintar. "Kau pikir b isa meninggalkannya tanpa diawasi dan meneruskan kebiasaan mabukmu lalu semua akan baik-baik saja/ Seharusnya aku meminta sheriff menjemputmu, bukan Zeke!"

Wajah Willian Sherrington memucat. "Apa yang terjadi?"

"Tidak ada apa-apa... setidaknya kali ini, dan itu bukan berkat kau. Angela hampir di perkosa oleh anak muda bernama Billy Anderson. Diperkosa, demi Tuhan! Ini kesempatanmu yang terakhir, Sherrington. Sebelumnya kau yang mengancamku. Sekarang aku berjanji... jika kau meninggalkan gadis itu sendirian lagi, kau akan tua di penjara. Dan jangan mengira aku tidak bisa mengaturnya."

"Begini..."

Jacob mengangkat alisnya dan William terdiam. "Apa kau akan bilang bahwa aku ini salah? Bahwa kau tidak meninggalkan Angela dan membuatnya harus mengurus dirinya sendiri?"

William Sherrington menatap kakinya dengan tidak nyaman. "Yah, mungkin aku memang agak lalai, tapi gadis itu bisa mengurus dirinya sendiri."

"Oh Tuhan, umurnya baru empat belas tahun! Tak seharusnya dia mengurus dirinya sendiri! Kau tidak kompeten untuk membesarkannya dan kau tahu itu sama seperti aku!"

"Kau tidak akan mengambilnya dariku. Aku ingin... aku butuh dia tetap bersamaku. Hanya dia yang kupunya sejak ibunya lari meninggalkanku," William berkata dengan suaranya yang mengesalkan.

"Aku sudah menawarkan untuk menyekolahkannya. Tawaran itu masih terbuka. Itu adalah tempat terbaik baginya," kata Jacob, walau ia tahu tawarannya akan ditolak.

"Kami tidak menerima belas kasihan, Maitland. Sudah kubilang berkali-kali. Angela tidak butuh sekolah. Itu hanya akan membuatnya tidak mensyukuri apa yang dia punya sekarang."

"Kau ini memang bodoh!" Jacob berteriak marah. "Sangat, sangat bodoh!"

"Mungkin, tapi Angie tetap bersamaku, dan sesuatu yang buruk akan terjadi jika kau mencoba mengambilnya dariku."

Jacob menghela napas. "Kau sudah mendengar peringatanku, Sherrington. Jika sesuatu terjadi pada Angela, aku akan meringkusmu."

Jacob mengawasi William Sherrington keluar dari ruangan. Suara Jacob yang marah terdengar lagi beberapa menit setelahnya, saat Hannah memberitahukan kedatangan Sam Anderson.



Next
Back
Synopsis