10 April 1891
Di telinga Brianna, suara mesin jahit Singer terdengar sama
lembutnya dengan nyanyian ninabobo, suara yang begitu akrab dan menenangkan
sampai-sampai ia bisa tenggelam ke dalam irama itu selama berjam-jam, hampir
tidak menyadari rasa sakit di pergelangan kakinya akibat mengayuh pedalnya
terus menerus. Sebuah jendela yang terletak di sebelah kanannya menawarkan
satu-satunya penerangan di ruangan persegi yang sempit tempatnya bekerja, dan
itu adalah berkah kecil di hari yang mendung. Meskipun begitu, Brianna
menyipitkan matanya untuk bisa melihat alih-alih menyalakan lentera sebelum
matahari terbenam. Harga minyak tanah mahal, sebuah fakta yang dipertegas oleh
pemilik toko itu, Abigail Martin, ketika siapa pun kecuali dirinya membutuhkan
tambahan cahaya. Bagi wanita itu, menyediakan cahaya yang memadai bagi
pegawainya agar bisa melihat dengan jelas merupakan pemborosan. Bibir Brianna
terkatup. Ia sedang tidak tertarik untuk dimarahi lagi hari ini.