Angela
tidak menunjukkan perhatiannya pada hal-hal di sekelilingnya. Kamar yang luar
biasa besar itu hangat dan nyaman, dengan perapian dan karpet yang tebal hingga
jari-jarinya terbenam. Ini kamar mewah, tapi setahu Angela, ini hanyalah bentuk
lain dari sebuah penjara.
Sangat
tak bisa dipercaya bahwa ia ada di sini, tapi ini kenyataan. Pintunya dikunci
dari luar, dan jendelanya sangat tinggi –dan Bradford akan segera menyusulnya
ke kamar.
“Kau akan
menjadi milikku untuk sementara, entah kau suka atau tidak,” kata Bradford
setelah menyeretnya ke dalam rumah pedesaan yang besar ini dan menggendongnya
ke atas. “Akan kuberikan kau waktu sampai sore ini untuk memikirkannya lagi,
dan tak ada yang bisa kau lakukan untuk mengubahnya. Demi dirimu sendiri,
kuharap kau lebih ramah saat aku menemuimu malam ini.”
Sore hari
berjalan lambat sementara Angela menapaki lantai dengan marah dan berteriak
hingga tenggorokannya kesakitan, meminta agar ia dilepaskan. Dan yang lebih
buruk lagi, yang membuatnya sangat frustrasi, adalah fakta bahwa beberapa hari
lalu ia tentu akan senang bila bisa bersama Bradford.
Ia
mengumpulkan segala macam senjata yang ada di dalam kamar. Buku, vas bunga, jam
dinding, dua patung yang terbuat dari besi, lalu menumpuk semuanya di atas
tempat tidur. Jika itu tidak sanggup mencegah Bradford masuk, maka batang besi
di dekat perapian setidaknya akan mampu menghalau pria itu.
***
Bradford
menghabiskan sepanjang hari di bawah, mondar-mandir. Ia tahu ia tidak berhak
menahan Angela di luar kemauan gadis itu, dan ia bisa masuk penjara karenanya.
Tapi ia tak peduli. Celakalah dirinya jika tidak mau berkorban sebesar itu.
Ia
menghabiskan sisa sore itu dengan menyiapkan makan malam, kemudian menyeringai
pada bencana yang telah diciptakannya di dapur. Lalu, ia menata nampan makanan di
sebuah meja di samping kamar Angela, kemudian ia membuka pintu. Mengunci Angela
berlawanan dengan kata hatinya, namun ia tak melihat jalan lain. Yang
dibutuhkan Angela, emnurutnya, adalah waktu untuk menenangkan diri. Angela
telah membuka diri untuknya sebelumnya. Gadis itu pasti menyukainya.
Tidak ada
suara dari dalam kamar. Bradford memutar kuncinya dan membuka pintu. Ia
tercekat dan menarik diri tubuhnya saat sebuah benda melayang melewati
kepalanya dan berakhir di koridor belakangnya. Saat ia melihat Angela di ujung
tempat tidur dengan tangan mengangkat sebuah buku, dengan cepat ia keluar kamar
dan menutup pintunya lagi.
Bradford
terdiam. Ini akan sulit.
“Angela,
ini takkan berhasil,” serunya. “Aku tetap akan masuk.”
“Lakukan
itu dan kau akan terluka.”
“Aku
membawa makanan. Kau harus makan.”
“Aku
baik-baik saja tanpa makanan. Aku tidak mau apa-apa darimu.”
Bradford
menggelengkan kepalanya. Banyak orang yang kuar tidak makan selama perang. Ini
membuatnya bertanya-tanya apakah Angela juga pernah mengalami masa sulit yang
sama. Ada banyak sekali mengenai gadis itu yang sangat ingin diketahuinya.
Ia
mencari-cari sesuatu yang bisa melindunginya di sepanjang koridor, lalu melihat
nampan makanan dan dengan cepat memindahkan semua isinya. Dengan memegang
nampan di depannya, ia membuka pintu dan perlahan mengulurkan kepalanya. Begitu
sebuah benda membentur pintu, dengan cepat ia menyerbu masuk. Sebuah vas
membentur nampan dan sebuah buku mengenai pahanya sebelum ia berhasil sampai ke
tempat tidur.
Angela
berdiri kaku dengan tangan memegang besi perapian dan Bradford tertawa. “Kau
tidak mudah menyerah, ya, Angel?”
“Jangan
memanggilku begitu!” Agnela berteriak sebelum kembali menyerang Bradford.
Namun
Rafleks Bradford terlatih dengan baik. Ia menepi lalu mencekal pergelangan
tangan Angela sebelum Angela bisa mengayunkan batang besinya lagi.
“Sekarang
kau akan bertarung dengan apa?” tanya Bradford setelah merebut senjata itu dari
tangan Angela.
“Ini!”
Angela mengangkat tangan satunya untuk menyerang, namun Bradford menangkapnya
juga.
“Dan
sekarang apa?” Bradford terkikik.
Bradford
menarik Angela ke dekatnya kemudian mereka berdua sama-sama jatuh ke tempat
tidur.
“Jangan
marah lagi, Angel. Jangan membenciku.”
“Kau
tidak bisa terus menahanku di sini!” desis Angela.
Bradford
mengabaikan ucapan Angela, lalu membungkuk dan membenamkan wajahnya di leher
Angela. Angela terhenyak saat bibir Bradford membuat bulu kuduknya berdiri. Ia
bergetar saat kakinya ditekan merapat ke kaki Bradford. Ia mencoba membebaskan
tangannya, namun Bradford memeluknya erat-erat dan teru membelai kulitnya yang
sensitif.
“Hentikan,”
ia protes, namun ia mendengar suaranya melemah. “Kumohon!”
Bradford
menjawab dengan mengulum bibir Angela, Angela merasakan dahaga Bradford
merasukinya, kemudian ia juga merasakan dahaganya. Ia mencoba mengingat dengan
putus asa mengapa ia membenci pria itu. Ia seharusnya menolak sentuhan
Bradford, katanya pada dirinya sendiri dengan marah. Namun sebaliknya, ia malah
memajukan punggungnya agar bisa lebih dekat dengan Bradford, mencaci pakaian
yang memisahkan mereka.
“Cintailah
aku, Angel,” Bradford berbisik syahdu saat bibirnya bergerak di sepanjang leher
Angela. “Jadilah milikku, seperti sebelumnya. Aku tak pernah menginginkan hal
lain sebesar keinginanku memilikimu.”
“Tidak,”
Angela bergumam dengan sisa-sisa pertahanannya.
“Ya,”
balas Bradford.
“Ya.”
Angela menghela napas.
Bab 17
Setelah
yang pertama, Angela menikmati minggu mereka di rumah pedesaan yang indah.
Bradford tak pernah puas, begitu pula dirinya. Ia dengan cepat belajar bahwa ia
sangat bergairah. Yang perlu Bradford lakukan hanyalah menyentuhnya.
Bradford
juga belajar bahwa Angela tidak mau membicarakan masa lalu. Satu kali saat ia
bertanya, Angela menjadi sedih dan ketakutan.
Angela takkan
pernah mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya. Sekarang sudah agak terlambat.
Bradford tentu akan marah jika sampai tahu, dan ia akan kehilangan Bradford.
“Pasukan
Potomac yang terbaik,” tutur Bradford saat mereka minum wine di dekat perapian. “Aku bergabung pada musim panas tahun 1863
saat dikomandani Jenderal George Meade. Bertempur bersama George adalah sebuah
kehormatan, Angel. Kau akan kagum pada keberaniannya. Kami berhasil mengalahkan
pasukan Lee dekat Gettysburg dan memaksa Pasukan Reb mundur ke Virginia. Hari
itu adalah hari kemenangan. Tapi tidak semuanya meriah... beberapa hal sangat
mengerikan. Pembantaian sungguh-sungguh terjadi di Pemakaman Ridge saat kami
menghabisi hampir seluruh anggota pasukan musuh saat mereka menyerbu bukit
terkutuk itu.”
Ekspresi
Bradford berubah keras saat ia mengingat kejadian itu. Ia tidak bicara tentang
perang lagi sore itu, namun keesokan harinya ia menyelesaikan kisahnya.
“Setelah
Pemakaman Ridge, aku berkuda di bawah komando Little Phil bersama pasukan kaveleri
sampai perang berakhir.”
“Apa ia
juga seorang Jendral?”
“Mayor
Jendral Philip Sheridan. Dia pria yang baik. Ada banyak pertempuran yang
menentukan. Pada tahun 1865, kami berhadapan dengan pasukan Lee lagi. Yah, kami
tahu Selatan telah kalah, tapi mereka terlalu keras kepala untuk mengakuinya.
Kami berhasil memaksa Lee untuk menyerah pada bulan April saat kami memblokir
jalur mundur pasukannya.”
“Aku
berharap perang berakhir saat itu,” ujar Angela, mengingat bahwa setelah Lee
menyerah, Canby menduduki Mobile, dan Wilson mengambil alih Alabama.
“Tidak
lama setelah kemenangan Appomattox, sisa-sisa pasukan Selatan pun menyerah.
Tapi kenapa kau berkata seperti itu, Angela? Kau aman di Utara sini, kan?”
“Ya,
tentu saja,” dengan cepat Angela berbohong. Angela berterima kasih pada Naomi
karena telah membantu menghilangkan aksen Selatannya. Ia senang Bradford
sungguh-sungguh menyangka ia berasal dari Utara, walau ia tidak suka berbohong.
Menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dan berbohong adalah dua hal yang
berbeda.
Hari itu,
Bradford menjelaskan bagaimana perang telah mengubahnya. Ini juga menjelaskan
semua perlakuan istimewanya pada Angela.
“Semua
pembunuhan itu, melihat teman-teman terbunuh, anak-anak yang meninggal,
membuatku sadar betapa pendeknya hidup ini, dan betapa tidak pastinya. Aku
memutuskan saat perang baru separuh jalan, bahwa jika aku berhasil keluar dari
perang hidup-hidup, aku akan melakukan yang terbaik dalam hidupku. Tidak ada
kompromi, tidak ada nomor dua. Dan aku telah melakukan semuanya. Semua yang
telah kurencanakan, telah kuusahakan dan kukejar. Tak ada alasan untuk tidak
mendapat yang terbaik. Aku punya kau, bukan?” Bradford menyeringai.
Ya,
Bradford mendapatkannya, dan ia bersedia mengikuti pria itu sampai ke ujung
dunia. Hanya saja Bradford tak memintanya. Bradford mengira ia akan kembali ke
sekolah, dan pria itu sendiri yang akan mengantarnya saat liburan usai.
Perasaan
Angela benar-benar kacau, Sampai Bradford berjanji akan kembali saat liburan
sekolah di musim panas.
Saat ada
yang mengantarkan bunga ke sekolah untuk Angela Smith, Angela sangat senang. Ia
tak bisa mengatakan bahwa bunga itu untuk dirinya, dan bunga itu akhirnya
dibawa kembali, namun setidaknya ia tahu bunga itu dari Bradford, tahu bahwa
Bradford belum melupakannya. Bradford mengirimkannya bunga tiga kali lagi, dan
bunga-bunga itu sekali lagi dikembalikan. Kemudian tidak ada lagi bunga yang
dikirimkan. Tapi Angela tidak sedih. Ia tak berharap Bradford terus
mengirimkannya bunga. Lagi pula, bunga sangat mahal, terutama pada musim
dingin.
Namun
kemudian musim panas tiba, dan Bradford tidak datang.
Bab 18
Zachary
Maitland mengetuk pintu ruang kerja kemudian membukanya tanpa menunggu jawaban.
“Ayah, aku ingin bicara denganmu, jika kau ada waktu.”
“Aku
hanya punya satu menit,” sahut Jacob dari posisinya di belakang meja. “Aku
ingin menyelesaikan pekerjaan ini sebelum bertemu Angela.”
“Well, aku ingin membicarakan Angela. Aku
ingin bicara denganmu, Ayah. Sudah waktunya kau menyadari apa yang kau
lakukan,” tutur Zachary sambil duduk di kursi berlapis kulit dekat meja.
“Yang
saat ini kutahu adalah salah seorang putraku telah berubah menjadi orang
sombong, sama seperti istrinya,” sergah Jacob dengan perasaan terganggu.
“Kukira aku telah membesarkanmu dengan baik, Zachary.”
“Aku
tidak setuju dengan pilihan katamu.”
“Kurasa
begitu, namun aku percaya ‘sombong’ adalah kata yang tepat. Itu menggambarkan
dirimu dan Crystal secara sempurna. Sayang sekali kau tidak bisa lebih seperti
kakak iparmu... walaupun aku takut dia berubah pikiran mengenai Angela hanya
karena dia jatuh cinta pada Angela.”
“Dia pria
bodoh, tapi dia pasti akan bisa melupakan Angela,” ucap Zachary kering.
“Benarkah?”
tanya Jacob, menutup bukunya untuk sesaat. “Tampaknya kau yang bodoh jika sudah
berhubungan dengan cinta. Kau mengesampingkan keyakinanmu hanya untuk
memenangkan hati Crystal.”
“Aku
yakin aku telah cukup lama tinggal di sini hingga bisa menempatkan kesetiaanku
pada Selatan,” sanggah Zachary. “Aku berjuang untuk alasan yang bagus. Aku tidak
mengubah keyakinanku hanya demi Crystal.”
“Kau ini
sedang mencoba meyakinkan siapa, Zachary, aku atau dirimu sendiri? Crystal dan
Robert setia pada Selatan karena hanya Selatan yang mereka tahu. Namun kau
tidak lebih percaya pada nilai-nilai orang Selatan dibandingkan aku atau
Bradford. Setidaknya putra pertamaku punya keberanian untuk berjuang demi
keyakinannya, walau itu telah membuatnya banyak berkorban.”
“apa itu
salahku jika Crystal memutuskan pertunangan mereka dan tidak ingin bertemu
dengan Bradford lagi saat dia tahu Bradford bersimpati pada Utara? Aku bisa
mengatakan yang sebenarnya pada Crystal, tapi aku tidak melakukannya!” seru
Zachary. Ia selalu merasa tak tenang saat ayahnya membicarakan masalah ini.
“Salah Bradford dia sampai kehilangan Crystal, bukan salahku!”
“Crystal
membuat keputusan yang sulit, namun kau tidak memberinya kesempatan untuk
berpikir ulang. Kau segera mendekati gadis itu saat kau tahu Bradford bergabung
dengan Union. Kau bergabung dengan konfederasi karena tahu apa yang akan
terjadi saat Crystal tahu Bradford memihak Utara. Apakah pernah terpikir olehmu
bahwa dia menikahimu hanya untuk membuat Bradford sakit hati?”
“Dia
mencintaiku, Ayah, dan aku mencintainya.”
“Aku
mungkin akan memercayainya saat aku melihat hadirnya seorang cucu sebagai
bukti. Kau telah menikahi wanita itu selama enam tahun! Tapi yang kulihat dari
apa yang kau sebut cinta antara kau dan Crystal ini adalah kenyataan bahwa hal
ini membuat Bradford menjauh dari rumah.”
“Aku
tidak mencegahnya pulang ke rumah, begitu pula Crystal. Bradford tinggal di
Utara karena dia memang menginginkannya,” Zachary berkeras, namun ia tidak bisa
menatap mata ayahnya.
“Itu
bukan kemauannya, Zachary.” Jacob menghela napas. “Dia takut jika dia
berhadapan denganmu, dia bisa membunuhmu. Dia cukup mencintai Crystal hingga
bersedia memperistri Crystal. Mereka bertengkar dan Crystal memutuskan hubungan
mereka. Tapi waktu akan bisa memperbaikinya. Bradford masih ingin menikahi
Crystal saat kembali dari perang, dan kau tahu itu. Apa menurutmu dia akan
pernah memaafkanmu?”
Tidak,
Zachary berkata pada dirinya sendiri, tidak akan pernah. Dan untungnya Bradford
memilih untuk menyingkir. Zachary terus menerus hidup dalam ketakutan bahwa
suatu hari nanti Bradford akan pulang. Zachary sangat takut pada sifat Bradford
yang meledak-ledak.
“Aku
kemari ingin membicarakan Angela-mu yang berharga, bukan Bradford,” ujar
Zachary pahit.
“Ah, ya.
Jadi kau ingin mengulang argumenmu yang dulu lagi. Atau, apakah hal ini baru?
Zachary, sebenarnya kenapa kau begitu tidak suka pada Angela?”
“Secara
pribadi, aku tidak ada masalah dengannya. Dia gadis yang sungguh manis, dan aku
berharap dia baik-baik saja. Setiap kali dia pulang ke rumah saat liburan,
gosip dan kasak-kusuk tersebar selama berbulan-bulan hingga jauh setelah dia
kembali lagi ke sekolah.”
“Kau
berniat bicara padaku tentang gosip itu lagi, padahal sebenarnya kau yang telah
memulai gosip itu pada awalnya? Jika kau tidak mengajak istrimu menginap di
kota saat musim panas pertama Angela pulang, maka semua gosip ini tidak akan
pernah terdengar! Aksi menyingkirmu, Zachary... tinggal di kota sampai angela
kembali ke sekolah... itulah yang membuat orang percaya bahwa kau melindungi
istrimu dari tindakan amoral yang terjadi di rumahmu, itulah yang diyakini
orang-orang.”
“Aku akan
bicara dengan Crystal, Ayah, tapi masalah gosip ini masih tetap ada. Sudah
cukup buruk teman-teman kami membicarakan dirimu dan Angela di belakang kami,
tapi musim panas kemarin, saat dia mengurung diri di rumah ini bersamamu dan
tidak mau kemana-mana, itu membuat semuanya menjadi lebih b uruk. Kini Angela
bahkan belum tiba, tapi gosip itu itu sudah dimulai.”
“Aku
tidak peduli dengan perkataan orang-orang! Aku sudah mengatakannya sebelumnya,”
tukas Jacob dengan nada suara tinggi. Ia mulai kehilangan kesabaran.
“Tapi
kami semua peduli. Menurutmu bagaimana perasaan kami saat kami pergi ke kota
dan orang-orang memandangi kami? Mereka bukan tidak berbisik lagi. Tahukah kau
apa yang mereka katakan? Mereka bilang kau menginginkan pelacur berkulit putih
dan membawanya ke rumah untuk menghangatkanmu di waktu malam. Kau mengirimnya
ke sekolah mahal agar dia tidak membuatmu malu. Mereka bilang kau
menghadiahinya berbagai macam barang agar dia tidak meninggalkanmu untuk
mencari yang lebih muda. Dan sekarang
orang-orang mengasihani robert karena dia tidak beruntung telah jatuh cinta
pada wanita simpanan pria kaya,” Zachary mendengus. “Apa itu sama sekali tidak
mengganggumu?”
“Tidak,”
Jacob menjawab dengan marah, memutuskan untuk menyadarkan Zachary akan
posisinya. “Tapi karena itu membuatmu sangat terganggu, mungkin aku harus
memberikan izin pada kakak iparmu untuk melamar Angela. Robert sudah pernah
menanyakannya padaku.”
“Kau
pasti bercanda!” Zachary terkejut akan kemungkinan itu. “Aku tidak akan
membiarkan sahabatku menikah dengan wanita yang selama bertahun-tahun ini kau
tiduri.”
“Bedebah
kau, Zachary!” Jacob meledak, berdiri tegak dengan emosi tak terkendali. “Jadi
kau memercayai semua kebohongn itu juga! Kukira aku sudah menjelaskannya
bertahun-tahun yang lalu bahwa... bahwa...”
Jacob
meletakkan tangannya di atas dadanya, tak bisa berbicara karena menahan rasa
sakit di dadanya. Ia terjatuh ke kursi, wajahnya dengan cepat berubah menjadi
putih, dan ia tak mampu bernapas.
“Ayah!” Zachary
berteriak, berdiri di sampingnya, ketakutan. “Ayah! Aku akan memanggil Dr.
Scarron. Aku akan berkuda secepat mungkin, bertahanlah!”
Bab 19
Angela
menunggu dengan cemas di dermaga, sambil duduk di antara koper-koper besar yang
berisi pakaian musim dingin. Ia sudah meninggalkan kapal uap satu jam yang
lalu, dan Jacob seharusnya menjemputnya. Apa yang menahan Jacob?
Perutnya
meronta-ronta kelaparan, namun ia tidak ingin merusak selera makan malamnya
karena Jacob akan mentraktirnya. Sebelum-sebelumnya saat ia baru datang dari
sekolah, Jacob akan mengajaknya ke kafe yang nyaman sebelum menuju golden Oaks.
Tahun lalu, karena sedih Bradford tidak datang, Angela tak begitu menghargai
perhatian Jacob, tapi ia akan melakukannya tahun ini. Kesedihan berkepanjangannya
telah berlalu.
Angin
yang tiba-tiba bertiup melambaikan ikal rambutnya ke wajah, dan Angela
menyelipkannya di bawah topi bonetnya. Ia berpakaian putih-putih, dari topi
sampai ke stoking dan kaos kakinya. Ia senang telah berpakaian demikian, karena
sore ini udaranya sangat panas.
Dermaga
penuh dengan orang-orang, dan Angela mencoba berkonsentrasi memperhatikan
kerumunan, tapi gagal. Ia terus bertanya-tanya penerimaan macam apa yang akan
dihadapinya di Golden Oaks kali ini. Selama tiga tahun belakangan ini, Zachary
dan Crystal menyingkir dari Golden Oaks selama sebagian besar waktunya pulang
liburan. Tapi ia sekarang pulang untuk selamanya, dan Hannah mengatakan padanya
musim panas lalu bahwa Zachary takkan menyingkir dari Golden Oaks selama-lamanya,
jadi Angela sekarang harus menghadapi Crystal. Angela sama sekali tidak
menantikannya.
Mengapa
Crystal tidak bisa menerimanya setelah sekian lama, seperti yang dilakukan
kakaknya? Ia berbicara sama seperti gadis dewasa lainnya. Ia jauh lebih
berpendidikan daripada Crystal, yang keluar dari sekolah saat berumur empat
belas tahun. Ia juga bisa mengadakan jamuan sosial sediri sekarang. Ia
seharusnya bisa dihargai sama seperti gadis lainnya. Mengapa Crystal terus
mencibir masa lalunya?
“Wah,
coba lihat ini. Ini pasti si wanita terhormat itu. Pulang ke rumah setelah
bersekolah, kan?
Angela
kaget, berbalik dengan cepat, dan berhadapan dengan Billy Anderson. Matanya
melebar saat melihat Billy, yang berpakaian sangat rapi dengan setelah jas yang
panjang berwarna biru keabu-abuan. Angela terakhir melihat Billy tujuh tahun
yang lalu, saat ia membuat pria itu lari tunggang langgang karena diancam
senapan. Ia sering bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada Billy. Saat
beberapa kali kunjungannya ke kota selama bertahun-tahun ini, bersama Robert
Lonsdale atau Jacob, terkadang ia bertemu dengan ayah Billy, Sam Anderson, tapi
tidak pernah bertemu dengan Billy. Ia pernah mengira Billy sudah hengkang dari
Mobile.
“Tidak
bisa bicara, Angela?”Billy bertanya sambil menjilat bibirnya.
“Aku...
aku hanya terkejut bertemu denganmu,” jawab Angela dengan gugup.
Billy
tertawa pada wajah ketakutan Angela yang tak bisa disembunyikannya. “Apa aku
membuatmu takut, Angela? Kulihat kau tidak lagi membawa-bawa senapan.”
Angela
mundur menjauh dari Billy. “Apa maumu, Billy?”
“Hanya
berbincang-bincang,” jawab Billy dengan nada sarkatis. “Tapi, kau tidak pernah
ramah padaku, bukan?” Mata coklatnya tiba-tiba menggelap. “Tindakanmu bagus
juga mengadu ke Mr. Maitland tentang aku, membuatnya mengancam akan mengambil
toko kami jika aku terus mengganggumu. Ayahku mengirimku ke Utara agar tinggal
bersama pamanku, bersama orang-orang Yankee... bahkan pada saat perang masih
berlangsung! Dan semua itu karenamu, Angela Sherrington!”
Ada sinar
kebencian pada mata Billy yang membuat Angela menjadi ngeri. Ia tidak bisa
menarik napas. “Aku sama sekali tidak tahu menahu, Billy. Aku tidak pernah
bercerita tentang hari itu. Aku bahkan belum kenal Jacob Maitland saat itu.”
“Kau kenal
baik dengannya, kan?”
“Apa
maksudmu?”
Billy
mengabaikan pertanyaan Angela, matanya menilai Angela. “Kau berubah menjadi
lebih cantik dan lebih pintar daripada yang kukira. Kau membidik sasaran yang
lebih hebat dan mengejarnya.” Sekarang Billy menyeringai. “Aku tidak
menyalahkanmu. Tinggal di mansion
yang mewah itu, sama seperti anggota keluarga yang lain, pasti mengalahkan
rumah kecil di kota yang pernah kutawarkan padamu. Dan kurasa tak masalah jika
Jacob Maitland hampir seumuran ayahmu, tidak masalah selama dia bisa memberimu
gaya hidup mewah.”
“Kurasa
percakapan ini sudah terlalu panjang!” tukas Angela tajam. Ia berbalik untuk
menjauh, namun Billy menarik lengannya ke belakang. “Lepaskan aku, Billy!”
“Utang
ayahku pada Jacob Maitland sudah lunas, jadi tidak ada yang bisa mengancamku
kali ini.” Billy menyeringai, jari-jarinya mencengkram lengan Angela. “Tapi ini
takkan membuat perbedaan juga, karena sudah lama aku tidak menuruti ayahku. Aku
meniti hidupku sendiri di New York, berkat kematian pamanku, yang berterima
kasih padaku karena menemaninya pada saat-saat terakhirnya. Ya, hidupku
baik-baik saja.” Billy merenggut lengan Angela yang satunya lagi dan
menggoyang-goyangkannya, memaksa Angela memandangnya. “Sekarang aku bisa
menawarkan yang lebih baik padamu, Angela. Karena kau telah disekolahkan untuk
menjadi seorang wanita yang terpelajar, aku bahkan mungkin ingin mengawinimu.”
Tiba-tiba
Angela merasa marah. Ia mengentakkan lengannya hingga terbebas dari cekalan
Billy dan menatap pria itu dengan tajam.
“Kau
mungkin bahkan ingin menikahiku? Yah, aku punya berita untukmu, Billy Anderson!”
Angela kehilangan kendali. “Jawabanku masih sama dengan yang sebelumnya! Dan aku
akan menjelaskannya sekali lagi. Kau membuatku jijik! Tidak akan pernah... aku
tidak akan pernah mempertimbangkan bahkan untuk menjadi simpananmu. Dan untuk
pernikahan, lebih baik aku menikahi gelandangan daripada menikahimu! Karena kau
tentu tidak berani melakukan apa-apa di depan semua orang di sini, kusarankan
agar kau segera pergi. Jacob akan segera datang menjemputku.”
Billy
tertawa sinis, seperti tidak mendengar perkataan Angela. “Kau pikir aku takut
pada pria tua itu? Kau benar tentang satu hal, Angela. Sekarang kau aman, namun
akan ada waktu lain. Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku dulu. Aku ingin
memilikimu. Aku memikirkanmu selama bertahun-tahun. Awalnya aku membencimu...
kurasa aku bahkan lebih membencimu sekarang. Namun itu akan membuat segalanya
jauh lebih baik saat akhirnya aku memilikimu. Dan itu pasti, Angela. Tidak
masalah sampai berapa lama, suatu hari nanti kau akan jadi milikku. Kecuali kau
mati lebih dulu.”
Billy
memandang Angela sekali lagi dengan tatapan kejam, kemudian memegang ujung
topinya dan berjalan pergi.
Angela
benar-benar terkejut. Setelah bertahun-tahun ini, apakah ia harus hidup dalam
ketakutan lagi? Tidak! Ia tidak sendirian lagi di dunia ini. Ia punya keluarga
Maitland. Jacob akan melindunginya.
Tak lama,
kereta hitam mengkilap yang ia kenal berhenti di depannya dan ia menepiskan
pertemuan tidak menyenangkannya dengan Billy Anderson jauh-jauh.
Namun
yang datang malah Robert Lonsdale bersama adiknya, bukan Jacob Maitland.
Wajah
murung mereka menyiratkan bahwa sesuatu telah terjadi. Angela jadi teringat
akan hari ayahnya meninggal.
“Di mana
Jacob?” tanya Angela ketakutan.
“Dia kena
serangan jantung, Angela,” ujar Robert sehati-hati mungkin. “Tapi dokter bilang
dia akan baik-baik saja, selama dia menenangkan dirinya. Dia akan beristirahat
sampai kuat kembali.”
Rasa lega
membuat Angela menangis. Ini tidak seburuk kelihatannya. Namun usia lima puluh
lima tahun terlalu tua untuk mendapat serangan jantung dan selamat dari serangan
itu. Oh tuhan, jangan biarkan jacob meninggal! Ia memohon dalam hati.
“Jangan
terlalu khawatir,” ujar Crystal sinis. “Dia mungkin akan baik-baik saja, jadi
kau tidak perlu khawatir kehilangan posisimu di Golden Oaks. Setidaknya belum.”
Angela
terhenyak. Robert berkata dengan marah, “Kau tidak perlu berkata seperti itu,
Crystal!”
“Memang,
tapi aku tak bisa menahannya.” Crystal tertawa. “Lagi pula, jika sesuatu memang
terjadi pada Ayah Maitland...”
Crystal
membiarkan kalimatnya menggantung saat ia berbalik dan berjalan kembali ke
kereta, membiarkan Angela menatapnya. Air mata Angela terus-menerus jatuh.
Bab 20
Kantor
David Welk di pusat kota ditata dengan selera tinggi, dengan meja dan kursi
dari kayu mahogani, kursi berwarna krem, dan sebuah sofa. Potret presiden
menghiasi dinding, dan sebuah bar kecil, yang diisi dengan berbagai jenis
minuman, berdiri dengan anggun di sudut ruangan.
Di
belakang meja besar, tergantung sebuah lukisan berukuran sangat besar dan di
belakangnya ada kebun yang bunga-bungannya bermekaran. Halilintar musim panas
menggelegar dan semilir angin bertemu dengan bunga yang rapuh, membuat daun dan
kelopaknya yang berwarna-warni tertiup melewati jendela.
Bradford
Maitland duduk dengan tidak sabar sambil memperhatikan halilintar yang memecah
langit, berharap ia bisa kembali ke hotel sebelum badai datang. Setelah
beberapa bulan tanpa kemajuan, salah seorang detektif sewaan david menemukan
Angela. Bradford dengan segera datang dari New York, tapi ia diberitahu bahwa
David sedang keluar kota dan tidak akan kembali sampai malam. Bradford sudah
mengatur pertemuan dengan David di kantornya pukul enam sore.
Saat
waktu mendekati pukul tujuh, Bradford sudah menghabiskan bourbon ketiganya. Jari-jarinya secara tidak sadar mengetuk-ngetuk
kakinya. Petir menyambar, menandai dimulainya badai. Ia hampir melompat dari
tempat duduknya saat pintu akhirnya terbuka, dan David, masih mengenakan
pakaian bepergiannya, berjalan perlahan masuk ruangan.
“Sial
kau, David!” Bradford meledak. “Kau pikir aku tidak ada pekerjaan lain selain
duduk di ruanganmu dan hampir mabuk karena menunggumu?”
David
Welak tersenyum karena kelelahan, terlihat lebih tua dari usianya yang empat
puluh tahun. David melepaskan topi dan mantelnya sebelum duduk di kursi di
belakang mejanya.
“Tadinya
aku akan mencaci-makimu, tapi kau selalu lebih galak daripada aku.” David
menghela napas, menggeleng-gelangkan kepalanya. Ia membungkuk, alisnya
berkerut. “Kurasa aku akan tetap melakukannya. Kau membuatku bingung, Bradford!
Haruskah kau berurusan denganku setelah jam kerja? Aku pulang untuk makan malam
dan ternyata kau ada di sini. Kau selalu berusaha menjauhkanku dari keluargaku
atau meneleponku pada tengah malam!”
“aku
sudah membayarmu cukup mahal, jadi jangan harap aku akan minta maaf,” sergah
Bradford.
David
melemparkan tangannya ke udara dengan perasaan tak berdaya. “Aku terlalu jauh
berkhayal, berharap Bradford Maitland bisa datang pada jam kerja biasa. Atau menepati
hal lainnya.”
Bradford
akhirnya menjadi lebih tenang dan menyeringai. “Beberapa perjanjian bisnis
terbaikku diselesaikan setelah tengah malam. Dan kutambahkan lagi, hal itu
dilakukan di tempat yang jauh lebih menarik daripada kantor. Setelah
mengeluarkan ganjalan hati kita,” katanya, lalu tersenyum mendengar erangan
David. “Di mana dia?”
“Kau
benar-benar langsung menuju inti permasalahan, bukan?”
“Kau tahu
aku sudah sangat lama menunggu informasi ini,” sahut Bradford sambil tetap
tersenyum. “Ayo, cepat katakan.”
“Berita
ini... tidak seperti yang kau harapkan, Bradford,” tutur David dengan perasaan
enggan. “Aku takut telah mengatakan berita ini terlalu cepat padamu.”
Bradford
berdiri tegak, “Kau benar-benar telah menemukan gadis itu? Jangan bilang kalau
kau telah kehilangan jejaknya!”
“Well, ya dan tidak. Maksudku, kami
menemukan gadis yang sesuai dengan deskripsi yang kami punya. Dia sekarang
sudah menikah dan tinggal di maine. Dia tinggal di sini selama masa peralihan,
dan namanya Angela, sama seperti nama gadismu. Dia bahkan berusia sama dengan
gadismu.”
“Lalu,
apa masalahnya?”
“Dia
bukan gadis yang kau cari. Dia wanita baik-baik.”
“Gadisku
juga begitu!” Bradford mengerang marah. “Hanya karena dia...”
“Kau
tidak mengerti maksudku, Bradford,” David berkata cepat. “Gadis yang kami
temukan adalah putri seorang menteri. Dia dibesarkan dengan pengawasan ketat.”
“Apa
bedanya? Sudah kukatakan Angela-ku bukan seorang pelacur dan pencuri. Masalah
rompi itu adalah sebuah kesalahan kecil.”
“Aku
tahu, aku tahu. Tapi gadis ini memiliki putri berusia tiga tahun. Kami mengecek
untuk memastikan bahwa bocah itu memang anaknya. Sedangkan kau bilang gadismu
itu masih perawan saat kau bertemu dengannya.”
“Baiklah.”
Bradford menghela napas. “Jadi aku jauh-jauh datang kemari tanpa dapat hasil
apa-apa.”
“Maafkan
aku, Bradford,” ujar David. “Aku telah mengirimkan telegram kepadamu begitu
tahu kami mengikuti jejak yang salah lagi. Tampaknya telegramku tidak sampai
tepat waktu.”
“Sayangnya,
tidak,” Bradford menegaskan, tampak kecewa. Ia tadinya sudah sangat
bersemangat. “Apa kau tidak punya laporan bagus sama sekali?”
“Kurasa
tidak, Bradford.”
“Bagaimana
dengan petunjuk baru?” Bradford melanjutkan dengan penuh harap. “Sesuatu... apa
pun itu?”
David
bergerak dengan gelisah. Ia menghormati Bradford Maitland, karena Bradford
sungguh genius dalam bisnis. Tapi ia merasa Bradford telah kehilangan akal
sehat jika menyangkut Angela.
“David,
aku harus menemukannya.”
“Sudahlah,
Bradford. Gadis itu sama sekali tidak sepadan dengan waktu, usaha, dan uang
yang telah kau korbankan.”
“Dia
sepadan,” kata Bradford keras. Matanya menerawang saat ia mengingat lekuk-lekuk
tubuh Angela yang lembut, mata violet yang menghipnotis, kecantikan yang rapuh,
serta senyum Angela yang hangat. “Dia sangat sangat sepadan.”
David
berharap ia punya berita bagus untuk dikabarkan, lalu berkata, “Ada seorang
murid di sekolah yang sesuai dengan ciri-ciri gadis itu, namun dia berasal dari
Selatan dan kau pernah bilang tidak usah mengikuti petunjuk itu, karena kau
pikir Angela-mu tidak mungkin berasal dari Selatan. Dan wanita yang bernama
Barkley itu menjelaskan bahwa tidak ada murid yang bernama Smith di sekolahnya
tahun itu. Sudah waktunya untuk menyerah.”
“Tidak.”
“Baiklah,
Bradford.” David menghela napas. “Jika kau masih ingin menyewa detektif, itu
terserah padamu. Aku sudah memberikan saranku, dan hanya itu yang bisa
kulakukan. Tapi satu pesanku: Jangan terlalu berharap. Waktu sudah banyak
terbuang. Tak ada lagi jejak yang bisa diikuti.”
“Ada satu
jejak yang tadinya kita lewatkan. Jika hanya itu yang kau punya, maka carilah
dia ke Selatan.”
“Jika itu
maumu,” sahut David, lalu ia berdiri, mengakhiri pertemuan itu.
Saat
kembali ke hotel, resepsionis begitu terburu-buru ingin menemuinya. “Telegram
ini baru sampai, Sir.” Resepsionis itu tersenyum.
“Terima kasih,”
jawab Bradford, melihat selembar kertas dengan perasaan terganggu, mengira
bahwa itu telegram yang terlambat dari David Welk. Tapi pesannya tidak seperti
yang diharapkannya
AYAHMU
KENA SERANGAN JANTUNG
KONDISINYA
KRITIS
CEPAT
DATANG, DR. SCARRON.
kakak, lanjutin lagi dong
BalasHapusnext...;)
BalasHapus