Minggu, 01 Juli 2018

Glorious Angel 12


 Bab 16

Angela tidak menunjukkan perhatiannya pada hal-hal di sekelilingnya. Kamar yang luar biasa besar itu hangat dan nyaman, dengan perapian dan karpet yang tebal hingga jari-jarinya terbenam. Ini kamar mewah, tapi setahu Angela, ini hanyalah bentuk lain dari sebuah penjara.

Sangat tak bisa dipercaya bahwa ia ada di sini, tapi ini kenyataan. Pintunya dikunci dari luar, dan jendelanya sangat tinggi –dan Bradford akan segera menyusulnya ke kamar.


“Kau akan menjadi milikku untuk sementara, entah kau suka atau tidak,” kata Bradford setelah menyeretnya ke dalam rumah pedesaan yang besar ini dan menggendongnya ke atas. “Akan kuberikan kau waktu sampai sore ini untuk memikirkannya lagi, dan tak ada yang bisa kau lakukan untuk mengubahnya. Demi dirimu sendiri, kuharap kau lebih ramah saat aku menemuimu malam ini.”

Sore hari berjalan lambat sementara Angela menapaki lantai dengan marah dan berteriak hingga tenggorokannya kesakitan, meminta agar ia dilepaskan. Dan yang lebih buruk lagi, yang membuatnya sangat frustrasi, adalah fakta bahwa beberapa hari lalu ia tentu akan senang bila bisa bersama Bradford.

Ia mengumpulkan segala macam senjata yang ada di dalam kamar. Buku, vas bunga, jam dinding, dua patung yang terbuat dari besi, lalu menumpuk semuanya di atas tempat tidur. Jika itu tidak sanggup mencegah Bradford masuk, maka batang besi di dekat perapian setidaknya akan mampu menghalau pria itu.

***

Bradford menghabiskan sepanjang hari di bawah, mondar-mandir. Ia tahu ia tidak berhak menahan Angela di luar kemauan gadis itu, dan ia bisa masuk penjara karenanya. Tapi ia tak peduli. Celakalah dirinya jika tidak mau berkorban sebesar itu.

Ia menghabiskan sisa sore itu dengan menyiapkan makan malam, kemudian menyeringai pada bencana yang telah diciptakannya di dapur. Lalu, ia menata nampan makanan di sebuah meja di samping kamar Angela, kemudian ia membuka pintu. Mengunci Angela berlawanan dengan kata hatinya, namun ia tak melihat jalan lain. Yang dibutuhkan Angela, emnurutnya, adalah waktu untuk menenangkan diri. Angela telah membuka diri untuknya sebelumnya. Gadis itu pasti menyukainya.

Tidak ada suara dari dalam kamar. Bradford memutar kuncinya dan membuka pintu. Ia tercekat dan menarik diri tubuhnya saat sebuah benda melayang melewati kepalanya dan berakhir di koridor belakangnya. Saat ia melihat Angela di ujung tempat tidur dengan tangan mengangkat sebuah buku, dengan cepat ia keluar kamar dan menutup pintunya lagi.

Bradford terdiam. Ini akan sulit.

“Angela, ini takkan berhasil,” serunya. “Aku tetap akan masuk.”

“Lakukan itu dan kau akan terluka.”

“Aku membawa makanan. Kau harus makan.”

“Aku baik-baik saja tanpa makanan. Aku tidak mau apa-apa darimu.”

Bradford menggelengkan kepalanya. Banyak orang yang kuar tidak makan selama perang. Ini membuatnya bertanya-tanya apakah Angela juga pernah mengalami masa sulit yang sama. Ada banyak sekali mengenai gadis itu yang sangat ingin diketahuinya.

Ia mencari-cari sesuatu yang bisa melindunginya di sepanjang koridor, lalu melihat nampan makanan dan dengan cepat memindahkan semua isinya. Dengan memegang nampan di depannya, ia membuka pintu dan perlahan mengulurkan kepalanya. Begitu sebuah benda membentur pintu, dengan cepat ia menyerbu masuk. Sebuah vas membentur nampan dan sebuah buku mengenai pahanya sebelum ia berhasil sampai ke tempat tidur.

Angela berdiri kaku dengan tangan memegang besi perapian dan Bradford tertawa. “Kau tidak mudah menyerah, ya, Angel?”

“Jangan memanggilku begitu!” Agnela berteriak sebelum kembali menyerang Bradford.

Namun Rafleks Bradford terlatih dengan baik. Ia menepi lalu mencekal pergelangan tangan Angela sebelum Angela bisa mengayunkan batang besinya lagi.

“Sekarang kau akan bertarung dengan apa?” tanya Bradford setelah merebut senjata itu dari tangan Angela.

“Ini!” Angela mengangkat tangan satunya untuk menyerang, namun Bradford menangkapnya juga.

“Dan sekarang apa?” Bradford terkikik.

Bradford menarik Angela ke dekatnya kemudian mereka berdua sama-sama jatuh ke tempat tidur.

“Jangan marah lagi, Angel. Jangan membenciku.”

“Kau tidak bisa terus menahanku di sini!” desis Angela.

Bradford mengabaikan ucapan Angela, lalu membungkuk dan membenamkan wajahnya di leher Angela. Angela terhenyak saat bibir Bradford membuat bulu kuduknya berdiri. Ia bergetar saat kakinya ditekan merapat ke kaki Bradford. Ia mencoba membebaskan tangannya, namun Bradford memeluknya erat-erat dan teru membelai kulitnya yang sensitif.

“Hentikan,” ia protes, namun ia mendengar suaranya melemah. “Kumohon!”

Bradford menjawab dengan mengulum bibir Angela, Angela merasakan dahaga Bradford merasukinya, kemudian ia juga merasakan dahaganya. Ia mencoba mengingat dengan putus asa mengapa ia membenci pria itu. Ia seharusnya menolak sentuhan Bradford, katanya pada dirinya sendiri dengan marah. Namun sebaliknya, ia malah memajukan punggungnya agar bisa lebih dekat dengan Bradford, mencaci pakaian yang memisahkan mereka.

“Cintailah aku, Angel,” Bradford berbisik syahdu saat bibirnya bergerak di sepanjang leher Angela. “Jadilah milikku, seperti sebelumnya. Aku tak pernah menginginkan hal lain sebesar keinginanku memilikimu.”

“Tidak,” Angela bergumam dengan sisa-sisa pertahanannya.

“Ya,” balas Bradford.

“Ya.” Angela menghela napas.



Bab 17

Setelah yang pertama, Angela menikmati minggu mereka di rumah pedesaan yang indah. Bradford tak pernah puas, begitu pula dirinya. Ia dengan cepat belajar bahwa ia sangat bergairah. Yang perlu Bradford lakukan hanyalah menyentuhnya.

Bradford juga belajar bahwa Angela tidak mau membicarakan masa lalu. Satu kali saat ia bertanya, Angela menjadi sedih dan ketakutan.

Angela takkan pernah mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya. Sekarang sudah agak terlambat. Bradford tentu akan marah jika sampai tahu, dan ia akan kehilangan Bradford.

“Pasukan Potomac yang terbaik,” tutur Bradford saat mereka minum wine di dekat perapian. “Aku bergabung pada musim panas tahun 1863 saat dikomandani Jenderal George Meade. Bertempur bersama George adalah sebuah kehormatan, Angel. Kau akan kagum pada keberaniannya. Kami berhasil mengalahkan pasukan Lee dekat Gettysburg dan memaksa Pasukan Reb mundur ke Virginia. Hari itu adalah hari kemenangan. Tapi tidak semuanya meriah... beberapa hal sangat mengerikan. Pembantaian sungguh-sungguh terjadi di Pemakaman Ridge saat kami menghabisi hampir seluruh anggota pasukan musuh saat mereka menyerbu bukit terkutuk itu.”

Ekspresi Bradford berubah keras saat ia mengingat kejadian itu. Ia tidak bicara tentang perang lagi sore itu, namun keesokan harinya ia menyelesaikan kisahnya.

“Setelah Pemakaman Ridge, aku berkuda di bawah komando Little Phil bersama pasukan kaveleri sampai perang berakhir.”

“Apa ia juga seorang Jendral?”

“Mayor Jendral Philip Sheridan. Dia pria yang baik. Ada banyak pertempuran yang menentukan. Pada tahun 1865, kami berhadapan dengan pasukan Lee lagi. Yah, kami tahu Selatan telah kalah, tapi mereka terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Kami berhasil memaksa Lee untuk menyerah pada bulan April saat kami memblokir jalur mundur pasukannya.”

“Aku berharap perang berakhir saat itu,” ujar Angela, mengingat bahwa setelah Lee menyerah, Canby menduduki Mobile, dan Wilson mengambil alih Alabama.

“Tidak lama setelah kemenangan Appomattox, sisa-sisa pasukan Selatan pun menyerah. Tapi kenapa kau berkata seperti itu, Angela? Kau aman di Utara sini, kan?”

“Ya, tentu saja,” dengan cepat Angela berbohong. Angela berterima kasih pada Naomi karena telah membantu menghilangkan aksen Selatannya. Ia senang Bradford sungguh-sungguh menyangka ia berasal dari Utara, walau ia tidak suka berbohong. Menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dan berbohong adalah dua hal yang berbeda.

Hari itu, Bradford menjelaskan bagaimana perang telah mengubahnya. Ini juga menjelaskan semua perlakuan istimewanya pada Angela.

“Semua pembunuhan itu, melihat teman-teman terbunuh, anak-anak yang meninggal, membuatku sadar betapa pendeknya hidup ini, dan betapa tidak pastinya. Aku memutuskan saat perang baru separuh jalan, bahwa jika aku berhasil keluar dari perang hidup-hidup, aku akan melakukan yang terbaik dalam hidupku. Tidak ada kompromi, tidak ada nomor dua. Dan aku telah melakukan semuanya. Semua yang telah kurencanakan, telah kuusahakan dan kukejar. Tak ada alasan untuk tidak mendapat yang terbaik. Aku punya kau, bukan?” Bradford menyeringai.

Ya, Bradford mendapatkannya, dan ia bersedia mengikuti pria itu sampai ke ujung dunia. Hanya saja Bradford tak memintanya. Bradford mengira ia akan kembali ke sekolah, dan pria itu sendiri yang akan mengantarnya saat liburan usai.

Perasaan Angela benar-benar kacau, Sampai Bradford berjanji akan kembali saat liburan sekolah di musim panas.

Saat ada yang mengantarkan bunga ke sekolah untuk Angela Smith, Angela sangat senang. Ia tak bisa mengatakan bahwa bunga itu untuk dirinya, dan bunga itu akhirnya dibawa kembali, namun setidaknya ia tahu bunga itu dari Bradford, tahu bahwa Bradford belum melupakannya. Bradford mengirimkannya bunga tiga kali lagi, dan bunga-bunga itu sekali lagi dikembalikan. Kemudian tidak ada lagi bunga yang dikirimkan. Tapi Angela tidak sedih. Ia tak berharap Bradford terus mengirimkannya bunga. Lagi pula, bunga sangat mahal, terutama pada musim dingin.

Namun kemudian musim panas tiba, dan Bradford tidak datang.



Bab 18

Zachary Maitland mengetuk pintu ruang kerja kemudian membukanya tanpa menunggu jawaban. “Ayah, aku ingin bicara denganmu, jika kau ada waktu.”

“Aku hanya punya satu menit,” sahut Jacob dari posisinya di belakang meja. “Aku ingin menyelesaikan pekerjaan ini sebelum bertemu Angela.”

Well, aku ingin membicarakan Angela. Aku ingin bicara denganmu, Ayah. Sudah waktunya kau menyadari apa yang kau lakukan,” tutur Zachary sambil duduk di kursi berlapis kulit dekat meja.

“Yang saat ini kutahu adalah salah seorang putraku telah berubah menjadi orang sombong, sama seperti istrinya,” sergah Jacob dengan perasaan terganggu. “Kukira aku telah membesarkanmu dengan baik, Zachary.”

“Aku tidak setuju dengan pilihan katamu.”

“Kurasa begitu, namun aku percaya ‘sombong’ adalah kata yang tepat. Itu menggambarkan dirimu dan Crystal secara sempurna. Sayang sekali kau tidak bisa lebih seperti kakak iparmu... walaupun aku takut dia berubah pikiran mengenai Angela hanya karena dia jatuh cinta pada Angela.”

“Dia pria bodoh, tapi dia pasti akan bisa melupakan Angela,” ucap Zachary kering.

“Benarkah?” tanya Jacob, menutup bukunya untuk sesaat. “Tampaknya kau yang bodoh jika sudah berhubungan dengan cinta. Kau mengesampingkan keyakinanmu hanya untuk memenangkan hati Crystal.”

“Aku yakin aku telah cukup lama tinggal di sini hingga bisa menempatkan kesetiaanku pada Selatan,” sanggah Zachary. “Aku berjuang untuk alasan yang bagus. Aku tidak mengubah keyakinanku hanya demi Crystal.”

“Kau ini sedang mencoba meyakinkan siapa, Zachary, aku atau dirimu sendiri? Crystal dan Robert setia pada Selatan karena hanya Selatan yang mereka tahu. Namun kau tidak lebih percaya pada nilai-nilai orang Selatan dibandingkan aku atau Bradford. Setidaknya putra pertamaku punya keberanian untuk berjuang demi keyakinannya, walau itu telah membuatnya banyak berkorban.”

“apa itu salahku jika Crystal memutuskan pertunangan mereka dan tidak ingin bertemu dengan Bradford lagi saat dia tahu Bradford bersimpati pada Utara? Aku bisa mengatakan yang sebenarnya pada Crystal, tapi aku tidak melakukannya!” seru Zachary. Ia selalu merasa tak tenang saat ayahnya membicarakan masalah ini. “Salah Bradford dia sampai kehilangan Crystal, bukan salahku!”

“Crystal membuat keputusan yang sulit, namun kau tidak memberinya kesempatan untuk berpikir ulang. Kau segera mendekati gadis itu saat kau tahu Bradford bergabung dengan Union. Kau bergabung dengan konfederasi karena tahu apa yang akan terjadi saat Crystal tahu Bradford memihak Utara. Apakah pernah terpikir olehmu bahwa dia menikahimu hanya untuk membuat Bradford sakit hati?”

“Dia mencintaiku, Ayah, dan aku mencintainya.”

“Aku mungkin akan memercayainya saat aku melihat hadirnya seorang cucu sebagai bukti. Kau telah menikahi wanita itu selama enam tahun! Tapi yang kulihat dari apa yang kau sebut cinta antara kau dan Crystal ini adalah kenyataan bahwa hal ini membuat Bradford menjauh dari rumah.”

“Aku tidak mencegahnya pulang ke rumah, begitu pula Crystal. Bradford tinggal di Utara karena dia memang menginginkannya,” Zachary berkeras, namun ia tidak bisa menatap mata ayahnya.

“Itu bukan kemauannya, Zachary.” Jacob menghela napas. “Dia takut jika dia berhadapan denganmu, dia bisa membunuhmu. Dia cukup mencintai Crystal hingga bersedia memperistri Crystal. Mereka bertengkar dan Crystal memutuskan hubungan mereka. Tapi waktu akan bisa memperbaikinya. Bradford masih ingin menikahi Crystal saat kembali dari perang, dan kau tahu itu. Apa menurutmu dia akan pernah memaafkanmu?”

Tidak, Zachary berkata pada dirinya sendiri, tidak akan pernah. Dan untungnya Bradford memilih untuk menyingkir. Zachary terus menerus hidup dalam ketakutan bahwa suatu hari nanti Bradford akan pulang. Zachary sangat takut pada sifat Bradford yang meledak-ledak.

“Aku kemari ingin membicarakan Angela-mu yang berharga, bukan Bradford,” ujar Zachary pahit.

“Ah, ya. Jadi kau ingin mengulang argumenmu yang dulu lagi. Atau, apakah hal ini baru? Zachary, sebenarnya kenapa kau begitu tidak suka pada Angela?”

“Secara pribadi, aku tidak ada masalah dengannya. Dia gadis yang sungguh manis, dan aku berharap dia baik-baik saja. Setiap kali dia pulang ke rumah saat liburan, gosip dan kasak-kusuk tersebar selama berbulan-bulan hingga jauh setelah dia kembali lagi ke sekolah.”

“Kau berniat bicara padaku tentang gosip itu lagi, padahal sebenarnya kau yang telah memulai gosip itu pada awalnya? Jika kau tidak mengajak istrimu menginap di kota saat musim panas pertama Angela pulang, maka semua gosip ini tidak akan pernah terdengar! Aksi menyingkirmu, Zachary... tinggal di kota sampai angela kembali ke sekolah... itulah yang membuat orang percaya bahwa kau melindungi istrimu dari tindakan amoral yang terjadi di rumahmu, itulah yang diyakini orang-orang.”

“Aku akan bicara dengan Crystal, Ayah, tapi masalah gosip ini masih tetap ada. Sudah cukup buruk teman-teman kami membicarakan dirimu dan Angela di belakang kami, tapi musim panas kemarin, saat dia mengurung diri di rumah ini bersamamu dan tidak mau kemana-mana, itu membuat semuanya menjadi lebih b uruk. Kini Angela bahkan belum tiba, tapi gosip itu itu sudah dimulai.”

“Aku tidak peduli dengan perkataan orang-orang! Aku sudah mengatakannya sebelumnya,” tukas Jacob dengan nada suara tinggi. Ia mulai kehilangan kesabaran.

“Tapi kami semua peduli. Menurutmu bagaimana perasaan kami saat kami pergi ke kota dan orang-orang memandangi kami? Mereka bukan tidak berbisik lagi. Tahukah kau apa yang mereka katakan? Mereka bilang kau menginginkan pelacur berkulit putih dan membawanya ke rumah untuk menghangatkanmu di waktu malam. Kau mengirimnya ke sekolah mahal agar dia tidak membuatmu malu. Mereka bilang kau menghadiahinya berbagai macam barang agar dia tidak meninggalkanmu untuk mencari yang lebih  muda. Dan sekarang orang-orang mengasihani robert karena dia tidak beruntung telah jatuh cinta pada wanita simpanan pria kaya,” Zachary mendengus. “Apa itu sama sekali tidak mengganggumu?”

“Tidak,” Jacob menjawab dengan marah, memutuskan untuk menyadarkan Zachary akan posisinya. “Tapi karena itu membuatmu sangat terganggu, mungkin aku harus memberikan izin pada kakak iparmu untuk melamar Angela. Robert sudah pernah menanyakannya padaku.”

“Kau pasti bercanda!” Zachary terkejut akan kemungkinan itu. “Aku tidak akan membiarkan sahabatku menikah dengan wanita yang selama bertahun-tahun ini kau tiduri.”

“Bedebah kau, Zachary!” Jacob meledak, berdiri tegak dengan emosi tak terkendali. “Jadi kau memercayai semua kebohongn itu juga! Kukira aku sudah menjelaskannya bertahun-tahun yang lalu bahwa... bahwa...”

Jacob meletakkan tangannya di atas dadanya, tak bisa berbicara karena menahan rasa sakit di dadanya. Ia terjatuh ke kursi, wajahnya dengan cepat berubah menjadi putih, dan ia tak mampu bernapas.

“Ayah!” Zachary berteriak, berdiri di sampingnya, ketakutan. “Ayah! Aku akan memanggil Dr. Scarron. Aku akan berkuda secepat mungkin, bertahanlah!”



Bab 19

Angela menunggu dengan cemas di dermaga, sambil duduk di antara koper-koper besar yang berisi pakaian musim dingin. Ia sudah meninggalkan kapal uap satu jam yang lalu, dan Jacob seharusnya menjemputnya. Apa yang menahan Jacob?

Perutnya meronta-ronta kelaparan, namun ia tidak ingin merusak selera makan malamnya karena Jacob akan mentraktirnya. Sebelum-sebelumnya saat ia baru datang dari sekolah, Jacob akan mengajaknya ke kafe yang nyaman sebelum menuju golden Oaks. Tahun lalu, karena sedih Bradford tidak datang, Angela tak begitu menghargai perhatian Jacob, tapi ia akan melakukannya tahun ini. Kesedihan berkepanjangannya telah berlalu.

Angin yang tiba-tiba bertiup melambaikan ikal rambutnya ke wajah, dan Angela menyelipkannya di bawah topi bonetnya. Ia berpakaian putih-putih, dari topi sampai ke stoking dan kaos kakinya. Ia senang telah berpakaian demikian, karena sore ini udaranya sangat panas.

Dermaga penuh dengan orang-orang, dan Angela mencoba berkonsentrasi memperhatikan kerumunan, tapi gagal. Ia terus bertanya-tanya penerimaan macam apa yang akan dihadapinya di Golden Oaks kali ini. Selama tiga tahun belakangan ini, Zachary dan Crystal menyingkir dari Golden Oaks selama sebagian besar waktunya pulang liburan. Tapi ia sekarang pulang untuk selamanya, dan Hannah mengatakan padanya musim panas lalu bahwa Zachary takkan menyingkir dari Golden Oaks selama-lamanya, jadi Angela sekarang harus menghadapi Crystal. Angela sama sekali tidak menantikannya.

Mengapa Crystal tidak bisa menerimanya setelah sekian lama, seperti yang dilakukan kakaknya? Ia berbicara sama seperti gadis dewasa lainnya. Ia jauh lebih berpendidikan daripada Crystal, yang keluar dari sekolah saat berumur empat belas tahun. Ia juga bisa mengadakan jamuan sosial sediri sekarang. Ia seharusnya bisa dihargai sama seperti gadis lainnya. Mengapa Crystal terus mencibir masa lalunya?

“Wah, coba lihat ini. Ini pasti si wanita terhormat itu. Pulang ke rumah setelah bersekolah, kan?

Angela kaget, berbalik dengan cepat, dan berhadapan dengan Billy Anderson. Matanya melebar saat melihat Billy, yang berpakaian sangat rapi dengan setelah jas yang panjang berwarna biru keabu-abuan. Angela terakhir melihat Billy tujuh tahun yang lalu, saat ia membuat pria itu lari tunggang langgang karena diancam senapan. Ia sering bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada Billy. Saat beberapa kali kunjungannya ke kota selama bertahun-tahun ini, bersama Robert Lonsdale atau Jacob, terkadang ia bertemu dengan ayah Billy, Sam Anderson, tapi tidak pernah bertemu dengan Billy. Ia pernah mengira Billy sudah hengkang dari Mobile.

“Tidak bisa bicara, Angela?”Billy bertanya sambil menjilat bibirnya.

“Aku... aku hanya terkejut bertemu denganmu,” jawab Angela dengan gugup.

Billy tertawa pada wajah ketakutan Angela yang tak bisa disembunyikannya. “Apa aku membuatmu takut, Angela? Kulihat kau tidak lagi membawa-bawa senapan.”

Angela mundur menjauh dari Billy. “Apa maumu, Billy?”

“Hanya berbincang-bincang,” jawab Billy dengan nada sarkatis. “Tapi, kau tidak pernah ramah padaku, bukan?” Mata coklatnya tiba-tiba menggelap. “Tindakanmu bagus juga mengadu ke Mr. Maitland tentang aku, membuatnya mengancam akan mengambil toko kami jika aku terus mengganggumu. Ayahku mengirimku ke Utara agar tinggal bersama pamanku, bersama orang-orang Yankee... bahkan pada saat perang masih berlangsung! Dan semua itu karenamu, Angela Sherrington!”

Ada sinar kebencian pada mata Billy yang membuat Angela menjadi ngeri. Ia tidak bisa menarik napas. “Aku sama sekali tidak tahu menahu, Billy. Aku tidak pernah bercerita tentang hari itu. Aku bahkan belum kenal Jacob Maitland saat itu.”

“Kau kenal baik dengannya, kan?”

“Apa maksudmu?”

Billy mengabaikan pertanyaan Angela, matanya menilai Angela. “Kau berubah menjadi lebih cantik dan lebih pintar daripada yang kukira. Kau membidik sasaran yang lebih hebat dan mengejarnya.” Sekarang Billy menyeringai. “Aku tidak menyalahkanmu. Tinggal di mansion yang mewah itu, sama seperti anggota keluarga yang lain, pasti mengalahkan rumah kecil di kota yang pernah kutawarkan padamu. Dan kurasa tak masalah jika Jacob Maitland hampir seumuran ayahmu, tidak masalah selama dia bisa memberimu gaya hidup mewah.”

“Kurasa percakapan ini sudah terlalu panjang!” tukas Angela tajam. Ia berbalik untuk menjauh, namun Billy menarik lengannya ke belakang. “Lepaskan aku, Billy!”

“Utang ayahku pada Jacob Maitland sudah lunas, jadi tidak ada yang bisa mengancamku kali ini.” Billy menyeringai, jari-jarinya mencengkram lengan Angela. “Tapi ini takkan membuat perbedaan juga, karena sudah lama aku tidak menuruti ayahku. Aku meniti hidupku sendiri di New York, berkat kematian pamanku, yang berterima kasih padaku karena menemaninya pada saat-saat terakhirnya. Ya, hidupku baik-baik saja.” Billy merenggut lengan Angela yang satunya lagi dan menggoyang-goyangkannya, memaksa Angela memandangnya. “Sekarang aku bisa menawarkan yang lebih baik padamu, Angela. Karena kau telah disekolahkan untuk menjadi seorang wanita yang terpelajar, aku bahkan mungkin ingin mengawinimu.”

Tiba-tiba Angela merasa marah. Ia mengentakkan lengannya hingga terbebas dari cekalan Billy dan menatap pria itu dengan tajam.

“Kau mungkin bahkan ingin menikahiku? Yah, aku punya berita untukmu, Billy Anderson!” Angela kehilangan kendali. “Jawabanku masih sama dengan yang sebelumnya! Dan aku akan menjelaskannya sekali lagi. Kau membuatku jijik! Tidak akan pernah... aku tidak akan pernah mempertimbangkan bahkan untuk menjadi simpananmu. Dan untuk pernikahan, lebih baik aku menikahi gelandangan daripada menikahimu! Karena kau tentu tidak berani melakukan apa-apa di depan semua orang di sini, kusarankan agar kau segera pergi. Jacob akan segera datang menjemputku.”

Billy tertawa sinis, seperti tidak mendengar perkataan Angela. “Kau pikir aku takut pada pria tua itu? Kau benar tentang satu hal, Angela. Sekarang kau aman, namun akan ada waktu lain. Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku dulu. Aku ingin memilikimu. Aku memikirkanmu selama bertahun-tahun. Awalnya aku membencimu... kurasa aku bahkan lebih membencimu sekarang. Namun itu akan membuat segalanya jauh lebih baik saat akhirnya aku memilikimu. Dan itu pasti, Angela. Tidak masalah sampai berapa lama, suatu hari nanti kau akan jadi milikku. Kecuali kau mati lebih dulu.”

Billy memandang Angela sekali lagi dengan tatapan kejam, kemudian memegang ujung topinya dan berjalan pergi.

Angela benar-benar terkejut. Setelah bertahun-tahun ini, apakah ia harus hidup dalam ketakutan lagi? Tidak! Ia tidak sendirian lagi di dunia ini. Ia punya keluarga Maitland. Jacob akan melindunginya.

Tak lama, kereta hitam mengkilap yang ia kenal berhenti di depannya dan ia menepiskan pertemuan tidak menyenangkannya dengan Billy Anderson jauh-jauh.

Namun yang datang malah Robert Lonsdale bersama adiknya, bukan Jacob Maitland.

Wajah murung mereka menyiratkan bahwa sesuatu telah terjadi. Angela jadi teringat akan hari ayahnya meninggal.

“Di mana Jacob?” tanya Angela ketakutan.

“Dia kena serangan jantung, Angela,” ujar Robert sehati-hati mungkin. “Tapi dokter bilang dia akan baik-baik saja, selama dia menenangkan dirinya. Dia akan beristirahat sampai kuat kembali.”

Rasa lega membuat Angela menangis. Ini tidak seburuk kelihatannya. Namun usia lima puluh lima tahun terlalu tua untuk mendapat serangan jantung dan selamat dari serangan itu. Oh tuhan, jangan biarkan jacob meninggal! Ia memohon dalam hati.

“Jangan terlalu khawatir,” ujar Crystal sinis. “Dia mungkin akan baik-baik saja, jadi kau tidak perlu khawatir kehilangan posisimu di Golden Oaks. Setidaknya belum.”

Angela terhenyak. Robert berkata dengan marah, “Kau tidak perlu berkata seperti itu, Crystal!”

“Memang, tapi aku tak bisa menahannya.” Crystal tertawa. “Lagi pula, jika sesuatu memang terjadi pada Ayah Maitland...”

Crystal membiarkan kalimatnya menggantung saat ia berbalik dan berjalan kembali ke kereta, membiarkan Angela menatapnya. Air mata Angela terus-menerus jatuh.



Bab 20

Kantor David Welk di pusat kota ditata dengan selera tinggi, dengan meja dan kursi dari kayu mahogani, kursi berwarna krem, dan sebuah sofa. Potret presiden menghiasi dinding, dan sebuah bar kecil, yang diisi dengan berbagai jenis minuman, berdiri dengan anggun di sudut ruangan.

Di belakang meja besar, tergantung sebuah lukisan berukuran sangat besar dan di belakangnya ada kebun yang bunga-bungannya bermekaran. Halilintar musim panas menggelegar dan semilir angin bertemu dengan bunga yang rapuh, membuat daun dan kelopaknya yang berwarna-warni tertiup melewati jendela.

Bradford Maitland duduk dengan tidak sabar sambil memperhatikan halilintar yang memecah langit, berharap ia bisa kembali ke hotel sebelum badai datang. Setelah beberapa bulan tanpa kemajuan, salah seorang detektif sewaan david menemukan Angela. Bradford dengan segera datang dari New York, tapi ia diberitahu bahwa David sedang keluar kota dan tidak akan kembali sampai malam. Bradford sudah mengatur pertemuan dengan David di kantornya pukul enam sore.

Saat waktu mendekati pukul tujuh, Bradford sudah menghabiskan bourbon ketiganya. Jari-jarinya secara tidak sadar mengetuk-ngetuk kakinya. Petir menyambar, menandai dimulainya badai. Ia hampir melompat dari tempat duduknya saat pintu akhirnya terbuka, dan David, masih mengenakan pakaian bepergiannya, berjalan perlahan masuk ruangan.

“Sial kau, David!” Bradford meledak. “Kau pikir aku tidak ada pekerjaan lain selain duduk di ruanganmu dan hampir mabuk karena menunggumu?”

David Welak tersenyum karena kelelahan, terlihat lebih tua dari usianya yang empat puluh tahun. David melepaskan topi dan mantelnya sebelum duduk di kursi di belakang mejanya.

“Tadinya aku akan mencaci-makimu, tapi kau selalu lebih galak daripada aku.” David menghela napas, menggeleng-gelangkan kepalanya. Ia membungkuk, alisnya berkerut. “Kurasa aku akan tetap melakukannya. Kau membuatku bingung, Bradford! Haruskah kau berurusan denganku setelah jam kerja? Aku pulang untuk makan malam dan ternyata kau ada di sini. Kau selalu berusaha menjauhkanku dari keluargaku atau meneleponku pada tengah malam!”

“aku sudah membayarmu cukup mahal, jadi jangan harap aku akan minta maaf,” sergah Bradford.

David melemparkan tangannya ke udara dengan perasaan tak berdaya. “Aku terlalu jauh berkhayal, berharap Bradford Maitland bisa datang pada jam kerja biasa. Atau menepati hal lainnya.”

Bradford akhirnya menjadi lebih tenang dan menyeringai. “Beberapa perjanjian bisnis terbaikku diselesaikan setelah tengah malam. Dan kutambahkan lagi, hal itu dilakukan di tempat yang jauh lebih menarik daripada kantor. Setelah mengeluarkan ganjalan hati kita,” katanya, lalu tersenyum mendengar erangan David. “Di mana dia?”

“Kau benar-benar langsung menuju inti permasalahan, bukan?”

“Kau tahu aku sudah sangat lama menunggu informasi ini,” sahut Bradford sambil tetap tersenyum. “Ayo, cepat katakan.”

“Berita ini... tidak seperti yang kau harapkan, Bradford,” tutur David dengan perasaan enggan. “Aku takut telah mengatakan berita ini terlalu cepat padamu.”

Bradford berdiri tegak, “Kau benar-benar telah menemukan gadis itu? Jangan bilang kalau kau telah kehilangan jejaknya!”

Well, ya dan tidak. Maksudku, kami menemukan gadis yang sesuai dengan deskripsi yang kami punya. Dia sekarang sudah menikah dan tinggal di maine. Dia tinggal di sini selama masa peralihan, dan namanya Angela, sama seperti nama gadismu. Dia bahkan berusia sama dengan gadismu.”

“Lalu, apa masalahnya?”

“Dia bukan gadis yang kau cari. Dia wanita baik-baik.”

“Gadisku juga begitu!” Bradford mengerang marah. “Hanya karena dia...”

“Kau tidak mengerti maksudku, Bradford,” David berkata cepat. “Gadis yang kami temukan adalah putri seorang menteri. Dia dibesarkan dengan pengawasan ketat.”

“Apa bedanya? Sudah kukatakan Angela-ku bukan seorang pelacur dan pencuri. Masalah rompi itu adalah sebuah kesalahan kecil.”

“Aku tahu, aku tahu. Tapi gadis ini memiliki putri berusia tiga tahun. Kami mengecek untuk memastikan bahwa bocah itu memang anaknya. Sedangkan kau bilang gadismu itu masih perawan saat kau bertemu dengannya.”

“Baiklah.” Bradford menghela napas. “Jadi aku jauh-jauh datang kemari tanpa dapat hasil apa-apa.”

“Maafkan aku, Bradford,” ujar David. “Aku telah mengirimkan telegram kepadamu begitu tahu kami mengikuti jejak yang salah lagi. Tampaknya telegramku tidak sampai tepat waktu.”

“Sayangnya, tidak,” Bradford menegaskan, tampak kecewa. Ia tadinya sudah sangat bersemangat. “Apa kau tidak punya laporan bagus sama sekali?”

“Kurasa tidak, Bradford.”

“Bagaimana dengan petunjuk baru?” Bradford melanjutkan dengan penuh harap. “Sesuatu... apa pun itu?”

David bergerak dengan gelisah. Ia menghormati Bradford Maitland, karena Bradford sungguh genius dalam bisnis. Tapi ia merasa Bradford telah kehilangan akal sehat jika menyangkut Angela.

“David, aku harus menemukannya.”

“Sudahlah, Bradford. Gadis itu sama sekali tidak sepadan dengan waktu, usaha, dan uang yang telah kau korbankan.”

“Dia sepadan,” kata Bradford keras. Matanya menerawang saat ia mengingat lekuk-lekuk tubuh Angela yang lembut, mata violet yang menghipnotis, kecantikan yang rapuh, serta senyum Angela yang hangat. “Dia sangat sangat sepadan.”

David berharap ia punya berita bagus untuk dikabarkan, lalu berkata, “Ada seorang murid di sekolah yang sesuai dengan ciri-ciri gadis itu, namun dia berasal dari Selatan dan kau pernah bilang tidak usah mengikuti petunjuk itu, karena kau pikir Angela-mu tidak mungkin berasal dari Selatan. Dan wanita yang bernama Barkley itu menjelaskan bahwa tidak ada murid yang bernama Smith di sekolahnya tahun itu. Sudah waktunya untuk menyerah.”

“Tidak.”

“Baiklah, Bradford.” David menghela napas. “Jika kau masih ingin menyewa detektif, itu terserah padamu. Aku sudah memberikan saranku, dan hanya itu yang bisa kulakukan. Tapi satu pesanku: Jangan terlalu berharap. Waktu sudah banyak terbuang. Tak ada lagi jejak yang bisa diikuti.”

“Ada satu jejak yang tadinya kita lewatkan. Jika hanya itu yang kau punya, maka carilah dia ke Selatan.”

“Jika itu maumu,” sahut David, lalu ia berdiri, mengakhiri pertemuan itu.

Saat kembali ke hotel, resepsionis begitu terburu-buru ingin menemuinya. “Telegram ini baru sampai, Sir.” Resepsionis itu tersenyum.

“Terima kasih,” jawab Bradford, melihat selembar kertas dengan perasaan terganggu, mengira bahwa itu telegram yang terlambat dari David Welk. Tapi pesannya tidak seperti yang diharapkannya

AYAHMU KENA SERANGAN JANTUNG
KONDISINYA KRITIS
CEPAT DATANG, DR. SCARRON.


Next




2 komentar: