Kalau wanita lain yang melemparkan hinaan itu kepadanya, David pasti akan terkekeh, tapi demi Daphne, ia harus bisa berteman dengan yang satu ini.
“Kedengarannya kau punya pengalaman tak mengenakkan dengan kuda.” Dan dengan laki-laki juga, tapi David memutuskan sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengangkat topik itu.
“Tidak mengenakkan?
Gigitan hewan mengerikan ini hampir memutuskan lenganku, lalu dia juga
menginjak kakiku.” Semburat cahaya bulan yang redup emnyinari mereka, sekilas
membuat David melihat wajah pucat Brianna dan matanya yang menyala-nyala. Ada
beberapa wanita cantik di keluarga David, tapi ia tidak ingat pernah melihat
sosok yang selembut atau sesempurna Brianna. David tidak bisa memandang bibir
yang penuh dan lembut itu tanpa ingin mencicipinya. “Itu usaha pertamaku untuk
menunggangi kuda, dan sampai malam ini, aku bersumpah itu akan menjadi yang
terakhir.”
“Aku tak bisa menyalahkanmu. Orang bodoh mana yang berusaha
untuk menaikkanmu ke atas hewan itu?”
“Majikanku sebelumnya, Charles Ricker. Beberapa tahun
kemudian aku mendapati dia menempatkan Daphne di atas hewan yang sama. Aku
menarik Daphne dari pelana dan memberitahukan laki-laki itu kalau aku akan
menggorok lehernya ketika dia tidur kalau dia berani membawa Daphne mendaki
monster itu lagi.”
“Bagus sekali. Kedengarannya dia tidak terlalu baik dengan
kuda.” Lalu pikiran lain menghantam David. “Sial, apa Daphne takut kuda juga?”
“Tidak. Dia selalu suka kuda. Dan Ricker tidak baik terhadap
binatang apa pun. Dia punya sisi jahat. Aku merasa kasihan dengan wanita yang
menikah dengannya. Wanita itu pasti segera menyesal.”
“Namun kau bekerja untuknya selama hampir enam tahun?”
“Kebutuhan benar-benar diktator yang kejam, Mr. Paxton.”
Tidak yakin bagaimana harus menimpali pernyataan itu, David
mendecakkan lidahnya kepada Blue dan mendorong kudanya maju agar ia dan Lucy
bisa memimpin lagi. Ricker. Apakah bajingan itu yang membuat Brianna
takut pada laki-laki? Apakah pria itu juga kejam terhadap Daphne? Pikiran tersebut
membuat David menarik putrinya semakin dekat. Ia tergoda untuk kembali ke Glory
Ridge dan memberikan Ricker pelajaran tentang bagaimana memperlakukan wanita
dan anak-anak. Meski begitu David yakin Brianna tidak berdiri diam saja
sementara Daphne diperlakukan dengan kasar. Walau kurus dan mudah gugup, ada
cukup banyak keberanian di dalam diri wanita ini. Brianna akan berubah menjadi
kucing garang kalau ada siapa pun yang mengancam anaknya.
Keyakinan itu membuat David bertanya-tanya apakah ia telah
membuat kesalahan dengan mengajari hal-hal dasar berkuda kepada Brianna.
Brianna mungkin saja akan menggunakan pengetahuan itu untuk melarikan diri dari
perkemahan pada malam hari. Ia menyingkirkan kekhawatiran tersebut. Brianna
sudah terlalu lelah dan pasti akan langsung terlelap pada saat membaringkan
badan dan akan tetap tidur sampai ia membangunkan wanita itu pada keesokan
paginya. Ia telah memasang sesuatu di kaki kuda-kuda itu, jadi kalau pun
Brianna berhasil menaiki salah satu kuda tersebut, wanita itu hanya akan
menggaruk-garuk kepala, berusaha untuk mencari tahu mengapa hewan itu tidak mau
berlari. Dengan semua yang terjadi, pastilah Brianna akan menimbulkan suara
berisik yang cukup untuk membangunkannya, pikir David.
Rasa bersalah menyerang David, Brianna benar tentang satu
hal. Perjalanan dengan berkuda ini akan sulit bagi wanita itu dan Daphne.
Apabila mereka menunggu di Glory Ridge untuk menumpang kereta kuda, mereka
mungkin akan mencapai stasiun kereta api dalam sehari dan melanjutkan sisa
perjalanan ke No Name dengan cukup nyaman. Sialnya, kereta kudda akan berhenti
di setiap kota kecil sepanjang perjalanan itu, dan kebulatan tekad Brianna
untuk kabur telah membuat David mengambil keputusan untuk tidak membawa wanita
itu ke kota, di mana Brianna mungkin bisa menarik simpasi orang asing yang baik
atau penegak hukum untuk campur tangan. Tidak akan, pikir David. Ia mau saja
membayar ongkos tiket kereta api, tapi tidak sampai Brianna menyerah dan
menerima kenyataan kalau dirinya memiliki hak yang tak terbantahkan sebagai
ayah Daphne.
Sementara itu, David memutuskan untuk memilih rute utara
lalu ke barat, yang akan membawa mereka menjauh dari jalur kereta api mana pun.
Ia tidak mengungkapkan hal itu kepada Brianna, tapi sudah memberitahukannya
samar-samar.
Ia akan membuat perjalanan mereka semudah mungkin bagi ibu
dan anak ini, dan mungkin pada titik tertentu, Brianna akan menerima
situasinya. Setelah memutuskan itu, David berhenti untuk berkemah hanya dua jam
jauhnya dari Glory Ridge di tepi sungai yang sudah pernah ia lihat sebelumnya.
Ketika ia berputar untuk memberitahu Brianna mereka akan berhenti malam itu, ia
melihat kepala Brianna sudah terangguk-angguk di atas pelana dan memberi
selamat kepada dirinya sendiri atas pemilihan waktu yang tepat. Hal terakhir
yang diinginkannya adalah Brianna jatuh dari kuda dan terluka.
David menyerahkan putri mereka yang masih terlelap kepada
Brianna setelah wanita itu turun dari kuda, lalu ia mengurus tunggangan mereka,
bertanya-tanya sambil melepaskan beban dari punggung Lucy apakah sebaiknya ia
memasak makan malam. Cukup melirik sekali saja dari bahunya membuatnya
membatalkan ide itu. Brianna telah terkulai di rumput dengan Daphne bergelung
di dalam pelukannya. David ragu mereka berdua masih punya tenaga untuk makan. Ia
akan menuggu sampai pagi sebelum membuatkan sesuatu untuk mereka. Setelah
memutuskan itu, ia pergi mengumpulkan kayu untuk membuat api.
Ketika David kembali, Brianna sudah berbaring miring dengan
lutut di tarik ke tas untuk melindungi Daphne dari terpaan angin. David
menjatuhkan kayu yang telah dikumpulkannya, lalu pergi untuk mencari selimut di
antara barang bawaannya. Setelah mereka nyaman, baru ia akan menyalakan api.
Brianna terbangun sambil menjerit ketika David menyentuh
bahunya untuk membangunkannya. David mengelak dari tinju yang mengarah ke
rahangnya.
“Wow!” seru David, menangkap pergelangan tangan Brianna.
“Ini aku.”
“Jangan sentuh aku,” jerit Brianna, berusaha untuk
melepaskan tangannya dari cengkeraman David.
Daphne terbangun dan mulai menangis.
“Jangan sentuh aku!” Brianna berteriak lagi.
David mengetahui kepanikan ketika melihatnya. Dengan cepat
ia melepaskan tangan Brianna dan mundur dengan kedua telapak tangannya terbuka
dan diangkat ke samping. “Aku tidak bermaksud melukaimu. Alas tidurmu sudah
siap, dan aku hanya berpikir kau akan lebih nyaman di atas alat tidur itu
daripada di tanah sementara aku menghidupkan api.”
Brianna duduk, rambutnya yang tebal terlepas dari jepitnya
dan terurai di bahu. Bahkan dalam cahaya yang lemah, Brianna tampak cantik.
Dengan mudah mata itu bisa menawan hati seorang pria. Di bawah cahaya bulan,
matanya dipenuhi dengan emosi yang mungkin tidak ingin diungkapkannya. Bagi
David, hal itu membuat Brianna terlihat rapuh dan memerlukan lengan kokoh untuk
melindunginya. Dengan senang hati David akan mengajukan diri untuk melakukan
pekerjaan itu, tapi pertama-tama, ia harus mendapatkan kepercayaan Brianna
terlebih dahulu.
Seolah-olah mendengar pikiran David, Brianna memutuskan
kontak mata mereka dan berbalik untuk menenangkan Daphne. Lalu, tanp ucapan
terima kasih, ia membawa anak itu ke dua alas tidur yang disiapkan David,
mengaturnya lagi agar menjadi satu, dan beristirahat di balik dua lapis selimut
dengan gadis kecil itu terkunci di dalam pelukannya. Terpikir oleh David,
ketika ia menyalakan api tak jauh dari Brianna, bahwa wanita itu masih mengira
ia seorang pedagang budak, berniat menculik Daphne dan menjual anak itu ke
perbatasan.
Ia berharap bisa menghilangkan kecurigaan Brianna, tapi ia
juga harus bertepuk tangan memuji kewaspadaan wanita itu. Apa yang dikatakan
Afton dan Bingham tentang perdagangan budak yang sudah menjadi masa lalu memang
benar, tapi mereka terlalu sombong kalau mereka pikir hal seperti itu tidak
pernah terjadi lagi. Butkti yang mengatakan sebaliknya masih sering sampai ke
meja David. Bulan lalu, seorang anak perempuan telah hilang dari pertanian
orang tuanya di luar Colorado Spring, dan karena tubuhnya belum ditemukan, para
oenegak hukum di sana yakin bahwa anak itu telah diculik. David berharap mereka
salah. Ada beberapa takdir yuang lebih buruk daripada meninggal dunia, dan
untuk seorang gadis kecil, dijual ke dalam perbudakan adalah salah satunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar