Rabu, 05 Maret 2025

Lucky Penny #10

Kalau wanita lain yang melemparkan hinaan itu kepadanya, David pasti akan terkekeh, tapi demi Daphne, ia harus bisa berteman dengan yang satu ini.

“Kedengarannya kau punya pengalaman tak mengenakkan dengan kuda.” Dan dengan laki-laki juga, tapi David memutuskan sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengangkat topik itu.

 “Tidak mengenakkan? Gigitan hewan mengerikan ini hampir memutuskan lenganku, lalu dia juga menginjak kakiku.” Semburat cahaya bulan yang redup emnyinari mereka, sekilas membuat David melihat wajah pucat Brianna dan matanya yang menyala-nyala. Ada beberapa wanita cantik di keluarga David, tapi ia tidak ingat pernah melihat sosok yang selembut atau sesempurna Brianna. David tidak bisa memandang bibir yang penuh dan lembut itu tanpa ingin mencicipinya. “Itu usaha pertamaku untuk menunggangi kuda, dan sampai malam ini, aku bersumpah itu akan menjadi yang terakhir.”

“Aku tak bisa menyalahkanmu. Orang bodoh mana yang berusaha untuk menaikkanmu ke atas hewan itu?”

“Majikanku sebelumnya, Charles Ricker. Beberapa tahun kemudian aku mendapati dia menempatkan Daphne di atas hewan yang sama. Aku menarik Daphne dari pelana dan memberitahukan laki-laki itu kalau aku akan menggorok lehernya ketika dia tidur kalau dia berani membawa Daphne mendaki monster itu lagi.”

“Bagus sekali. Kedengarannya dia tidak terlalu baik dengan kuda.” Lalu pikiran lain menghantam David. “Sial, apa Daphne takut kuda juga?”

“Tidak. Dia selalu suka kuda. Dan Ricker tidak baik terhadap binatang apa pun. Dia punya sisi jahat. Aku merasa kasihan dengan wanita yang menikah dengannya. Wanita itu pasti segera menyesal.”

“Namun kau bekerja untuknya selama hampir enam tahun?”

“Kebutuhan benar-benar diktator yang kejam,  Mr. Paxton.”

Tidak yakin bagaimana harus menimpali pernyataan itu, David mendecakkan lidahnya kepada Blue dan mendorong kudanya maju agar ia dan Lucy bisa memimpin lagi. Ricker. Apakah bajingan itu yang membuat Brianna takut pada laki-laki? Apakah pria itu juga kejam terhadap Daphne? Pikiran tersebut membuat David menarik putrinya semakin dekat. Ia tergoda untuk kembali ke Glory Ridge dan memberikan Ricker pelajaran tentang bagaimana memperlakukan wanita dan anak-anak. Meski begitu David yakin Brianna tidak berdiri diam saja sementara Daphne diperlakukan dengan kasar. Walau kurus dan mudah gugup, ada cukup banyak keberanian di dalam diri wanita ini. Brianna akan berubah menjadi kucing garang kalau ada siapa pun yang mengancam anaknya.

Keyakinan itu membuat David bertanya-tanya apakah ia telah membuat kesalahan dengan mengajari hal-hal dasar berkuda kepada Brianna. Brianna mungkin saja akan menggunakan pengetahuan itu untuk melarikan diri dari perkemahan pada malam hari. Ia menyingkirkan kekhawatiran tersebut. Brianna sudah terlalu lelah dan pasti akan langsung terlelap pada saat membaringkan badan dan akan tetap tidur sampai ia membangunkan wanita itu pada keesokan paginya. Ia telah memasang sesuatu di kaki kuda-kuda itu, jadi kalau pun Brianna berhasil menaiki salah satu kuda tersebut, wanita itu hanya akan menggaruk-garuk kepala, berusaha untuk mencari tahu mengapa hewan itu tidak mau berlari. Dengan semua yang terjadi, pastilah Brianna akan menimbulkan suara berisik yang cukup untuk membangunkannya, pikir David.

Rasa bersalah menyerang David, Brianna benar tentang satu hal. Perjalanan dengan berkuda ini akan sulit bagi wanita itu dan Daphne. Apabila mereka menunggu di Glory Ridge untuk menumpang kereta kuda, mereka mungkin akan mencapai stasiun kereta api dalam sehari dan melanjutkan sisa perjalanan ke No Name dengan cukup nyaman. Sialnya, kereta kudda akan berhenti di setiap kota kecil sepanjang perjalanan itu, dan kebulatan tekad Brianna untuk kabur telah membuat David mengambil keputusan untuk tidak membawa wanita itu ke kota, di mana Brianna mungkin bisa menarik simpasi orang asing yang baik atau penegak hukum untuk campur tangan. Tidak akan, pikir David. Ia mau saja membayar ongkos tiket kereta api, tapi tidak sampai Brianna menyerah dan menerima kenyataan kalau dirinya memiliki hak yang tak terbantahkan sebagai ayah Daphne.

Sementara itu, David memutuskan untuk memilih rute utara lalu ke barat, yang akan membawa mereka menjauh dari jalur kereta api mana pun. Ia tidak mengungkapkan hal itu kepada Brianna, tapi sudah memberitahukannya samar-samar.

Ia akan membuat perjalanan mereka semudah mungkin bagi ibu dan anak ini, dan mungkin pada titik tertentu, Brianna akan menerima situasinya. Setelah memutuskan itu, David berhenti untuk berkemah hanya dua jam jauhnya dari Glory Ridge di tepi sungai yang sudah pernah ia lihat sebelumnya. Ketika ia berputar untuk memberitahu Brianna mereka akan berhenti malam itu, ia melihat kepala Brianna sudah terangguk-angguk di atas pelana dan memberi selamat kepada dirinya sendiri atas pemilihan waktu yang tepat. Hal terakhir yang diinginkannya adalah Brianna jatuh dari kuda dan terluka.

David menyerahkan putri mereka yang masih terlelap kepada Brianna setelah wanita itu turun dari kuda, lalu ia mengurus tunggangan mereka, bertanya-tanya sambil melepaskan beban dari punggung Lucy apakah sebaiknya ia memasak makan malam. Cukup melirik sekali saja dari bahunya membuatnya membatalkan ide itu. Brianna telah terkulai di rumput dengan Daphne bergelung di dalam pelukannya. David ragu mereka berdua masih punya tenaga untuk makan. Ia akan menuggu sampai pagi sebelum membuatkan sesuatu untuk mereka. Setelah memutuskan itu, ia pergi mengumpulkan kayu untuk membuat api.

Ketika David kembali, Brianna sudah berbaring miring dengan lutut di tarik ke tas untuk melindungi Daphne dari terpaan angin. David menjatuhkan kayu yang telah dikumpulkannya, lalu pergi untuk mencari selimut di antara barang bawaannya. Setelah mereka nyaman, baru ia akan menyalakan api.

Brianna terbangun sambil menjerit ketika David menyentuh bahunya untuk membangunkannya. David mengelak dari tinju yang mengarah ke rahangnya.

“Wow!” seru David, menangkap pergelangan tangan Brianna. “Ini aku.”

“Jangan sentuh aku,” jerit Brianna, berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkeraman David.

Daphne terbangun dan mulai menangis.

“Jangan sentuh aku!” Brianna berteriak lagi.

David mengetahui kepanikan ketika melihatnya. Dengan cepat ia melepaskan tangan Brianna dan mundur dengan kedua telapak tangannya terbuka dan diangkat ke samping. “Aku tidak bermaksud melukaimu. Alas tidurmu sudah siap, dan aku hanya berpikir kau akan lebih nyaman di atas alat tidur itu daripada di tanah sementara aku menghidupkan api.”

Brianna duduk, rambutnya yang tebal terlepas dari jepitnya dan terurai di bahu. Bahkan dalam cahaya yang lemah, Brianna tampak cantik. Dengan mudah mata itu bisa menawan hati seorang pria. Di bawah cahaya bulan, matanya dipenuhi dengan emosi yang mungkin tidak ingin diungkapkannya. Bagi David, hal itu membuat Brianna terlihat rapuh dan memerlukan lengan kokoh untuk melindunginya. Dengan senang hati David akan mengajukan diri untuk melakukan pekerjaan itu, tapi pertama-tama, ia harus mendapatkan kepercayaan Brianna terlebih dahulu.

Seolah-olah mendengar pikiran David, Brianna memutuskan kontak mata mereka dan berbalik untuk menenangkan Daphne. Lalu, tanp ucapan terima kasih, ia membawa anak itu ke dua alas tidur yang disiapkan David, mengaturnya lagi agar menjadi satu, dan beristirahat di balik dua lapis selimut dengan gadis kecil itu terkunci di dalam pelukannya. Terpikir oleh David, ketika ia menyalakan api tak jauh dari Brianna, bahwa wanita itu masih mengira ia seorang pedagang budak, berniat menculik Daphne dan menjual anak itu ke perbatasan.

Ia berharap bisa menghilangkan kecurigaan Brianna, tapi ia juga harus bertepuk tangan memuji kewaspadaan wanita itu. Apa yang dikatakan Afton dan Bingham tentang perdagangan budak yang sudah menjadi masa lalu memang benar, tapi mereka terlalu sombong kalau mereka pikir hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi. Butkti yang mengatakan sebaliknya masih sering sampai ke meja David. Bulan lalu, seorang anak perempuan telah hilang dari pertanian orang tuanya di luar Colorado Spring, dan karena tubuhnya belum ditemukan, para oenegak hukum di sana yakin bahwa anak itu telah diculik. David berharap mereka salah. Ada beberapa takdir yuang lebih buruk daripada meninggal dunia, dan untuk seorang gadis kecil, dijual ke dalam perbudakan adalah salah satunya.


Sinopsis

Sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar