Rabu, 06 Februari 2019

Glorious Angel #16

“Apa?”

Angela berputar dan melihat Bradford berlari menuju ke arah mereka. Sebelum ia bisa mengucapkan sepatah kata pun, tinju Bradford sudah melayang ke wajah Grant, membuat pria besar itu jatuh ke tanah. Angela menemukan kembali suaranya.

“Hentikan! Hentikan! Dia tidak tahu, Bradford!”


Bradford berbalik untuk menghadap Angela dan Angela mundur menjauh darinya. Untuk sesaat Angela merasa Bradford mungkin akan membunuhnya.

“Bagaimana dia bisa tahu? Kita belum memberitahu siapa pun. Kau mengerti? Dia takkan mungkin tahu!”

Bradford meneliti wajah Angela dan perlahan-lahan bara itu padam. Ia berbalik ke arah Grant dan merentangkan tangannya untuk membantu Grant bangkit.

“Aku minta maaf atas emosiku yang mudah meledak. Maukah kau memaafkanku?”

“Hanya jika kau menerima permintaan maafku juga,” timpal Grant saat ia meraba rahangnya perlahan. “Jika aku tahu wanita ini sudah menjadi milikmu, ini takkan mungkin terjadi.”

“Permintaan maaf diterima.” Bradford menyeringai malu. “Nah, karena kau akan pergi ke Texas enam jam lagi, kusarankan kau segera pulang saja. Calon istriku dan aku harus mendiskusikan sesuatu.”

“Dia sangat mungil untuk bisa menghadapi temperamenmu, Brad,” Grant berkata terus terang, perhatiannya pada Angela terlihat jelas. “Kau tidak akan menyakitinya hanya karena ini, bukan?”

“Tentu saja tidak,” sahut Bradford, terkejut. “Wanita ini milikku. Dia tahu tidak ada yang perlu ditakutinya dariku. Sekarang pergi dari sini, please?”

Grant sedikit ragu, dan ia menatap Bradford. Dari amarah yang membara  berubah menjadi tenang... sungguh aneh. Apakah Bradford memang setenang yang ia tunjukkan? Grant mengucapkan selamat malam dan berlalu dengan enggan.

Bradford mengawasi Grant sampai temannya itu kembali ke ruang dansa. Ia dapat melihat melalui jendela lebar dan pintu-pintu yang terbuka bahwa sebagian besar tamu tengah bersiap pulang. Ayahnya akan marah padanya jika ia tidak mengantarkan para tamu sampai ke pintu saat mereka pulang.

“Kemarilah,” perintahnya, walau suaranya tidak kasar.

Angela mendekati Bradford perlahan. “Kau tidak marah?” ia berbisik.

“Tidak lagi.”

Angela menghela napas lega, kemudian menggelengkan kepalanya. “Well, aku marah! Kau harus memercayaiku, Bradford. Aku tidak bisa terus-menerus khawatir setiap kali aku memandang seorang pria, kau akan memukulnya di tengah hari bolong. Kau harus mengontrol emosimu.”

“Aku tahu, Angel, dan aku minta maaf. Semua ini baru bagiku, Angel. Aku tidak pernah merasa seposesif ini sebelumnya. Tapi aku tidak akan pernah menyakitimu karena hal ini. Aku bersumpah.”

Angela merasa tenang dalam pelukan Bradford, merasakan ketegangan yang meliputi mereka sudah pergi. Mereka akan berhasil mengatasi rasa cemburu Bradford. Mereka harus berhasil. Ia akan membuktikan pada Bradford bahwa pria itu tidak punya alasan untuk cemburu.

Bradford memeluk Angela dengan lembut, lalu membelai punggung Angela. Ia memandang langit, sekarang menjelang fajar. Ia memikirkan percakapan yang akan dilakukannya dengan ayahnya nanti. Ia tahu apa yang dipikirkan ayahnya. Ia harus mengatakan pada ayahnya bahwa ia tidak mungkin menikahi Candise. Setelah itu, ia akan mengumumkan secara resmi.

“Malam ini kita akan memberitahu keluarga tentang kita,’ Ujar Bradford. “Dan satu minggu dari sekarang, kita akan menikah. Setelahnya, tidak ada pria yang meragukan bahwa kau milikku. Tapi aku memercayaimu. Aku percaya kau tak akan pernah meninggalkanku, seperti yang dilakukan Crystal. Aku percaya kau mencintaiku, sebagaimana aku hanya mencintaimu.”



Bab 30

Sudah hampir pukul satu saat Angela terjaga, namun ia berharap ia lebih lama tertidur. Tirai tebal ditutup rapat-rapat untuk menghalangi sinar matahari. Bradford tidak ada di kamar itu.

Setelah mandi dan berpakaian, Angela siap untuk menghadapi hari itu. Dan ini akan menjadi hari yang paling membanggakan!

Angela turun ke ruang utama, memikirkan ruang tamu yang dilewatinya sebelum sampai ke tangga. Ia dan Bradford harus lebih hati-hati, karena Grant dan pengacara Bradford Jim McLaughlin, telah tiba. Tapi “permainan” sembunyi-sembunyi mereka akan berakhir dalam waktu satu minggu. Setelahnya, mereka tak perlu bersembunyi lagi.

Ia menuruni tangga dengan cepat, namun memelankan langkahnya saat ia mendengar suara Bradford meninggi karena marah. Bradford ada di ruang melukis, tapi kepada siapa dia berteriak?

“Untuk itukah kau mengirim Tilda? Untuk membangunkanku, untuk memberitahukan semua omong kosong ini? Kau pikir aku ini bodoh?”

Derai tawa Crystal terdengar. “Mengapa begitu sulit bagimu untuk mempercayainya? Hal-hal seperti ini memang terjadi.”

“Ini kebohongan, Crystal... kebohongan yang keji!” Bradford meledak. “Dan jika kau pikir trik jahatmu ini bisa membatalkan niatku menikahi Angela, maka kau pasti gila!”

“Jadi, kau memang berencana menikahinya?” Crystal bertanya, melecehkan.

“Sudah kukatakan semalam di lantai dansa, saat aku memperingatkanmu agar tidak mengganggunya. Apa kau tidak memercayaiku?”

“Sejujurnya, tidak,” sahut Crystal. “Aku kasihan padamu, Bradford. Yang kau inginkan tidak akan pernah terwujud.”

“Aku tidak mau mendengarkan lagi.”

“Sebaiknya kau mendengarkan!” Crystal memaksa. “Apa kau benar-benar percaya pada alasan-alasan yang ayahmu berikan saat ia membawa gadis itu kemari? Yang benar saja, Bradford! Menjadikan gadis itu sebagai anggota keluarga tanpa alasan yang kuat? Betapa naifnya kau!”

“Ayahku dan ibu Angela adalah teman di masa kecil.”

“Tepat!” seru Crystal.

“Kau tidak membuktikan apa pun! Sial kau, Crystal! Apa aku harus menemui ayahku untuk memperjelas semua ini?”

Crystal melanjutkan, “Jika ayahmu ingin kebenarannya terungkap, lalu mengapa dia membuat begitu banyak kebohongan untuk menutupinya? Kau tidak boleh bertanya padanya. Dia akan menjadi sangat sedih jika tahu kau telah mengetahui perbuatan dosanya. Dia mungkin akan terkena serangan jantung lagi, dan dokter telah memperingatkan bahwa satu serangan lagi bisa membunuhnya.”

“Bagus sekali, Crystal,” tukas Bradford kering. “Jadi, aku tidak bisa bertanya pada ayahku tentang kebohonganmu ini. Tapi itu tidak berarti aku memercayai satu kata pun dari mulutmu itu.”

“Cobalah berpikir rasional, Bradford. Ayahmu membeli Golden Oaks hampir dua puluh tahun yang lalu. Dan tak lama sesudahnya, Charissa Sharrington melahirkan Angela. Sudah jelas bahwa Jacob mengikuti wanita itu ke Alabama. Jika tidak, mengapa dia membeli tanah yang akhirnya digarap oleh suami baru Charissa?”

“Itu semua hanya kebetulan, Crystal,” Bradford menjawab, gelisah. “Itu tidak membuktikan apa-apa.”

“Baiklah kalau begitu. Dengarkan ini. Aku enggan mengakui kalau aku menggeledah meja ayahmu, tapi kau memaksa untuk menunjukkan apa yang telah kutemukan. Ini adalah surat yang ditulis Charissa Sherrington. Ini membuktikan segalanya. Akan kubacakan untukmu. Kau akan mendengarkannya karena kau tahu harus begitu. ‘Jacob tersayang’...”

Aku tahu kau pasti mencariku, dan aku minta maaf telah pergi tanpa berpamitan, tapi kupikir itu yang terbaik. Aku selalu tahu kau tidak akan mungkin meninggalkan istrimu, karena itu berarti kau akan kehilangan anak-anakmu, dan mereka membutuhkanmu. Walau setelah mengetahui hal ini, aku tetap tidak bisa berhenti mencintaimu, Jacob. Andai saja kau sadar bahwa kau mencintaiku sebelum menikahinya! Tapi aku telah sering mengatakannya, bukan?

Kau tak perlu mengkhawatirkan aku, Jacob, atau anak yang kukandung ini. Aku tahu kau bilang akan memberikan segalanya pada anak ini sama seperti pada anak-anakmu yang lain, tapi itu tak cukup, Sayang. Kau tidak bisa mengaku sebagai ayahnya, dan aku ingin anakku memiliki seorang ayah. Karena alasan itu aku menikah.

Aku baru bertemu suamiku kemarin, saat ia naik kek kereta kuda yang juga aku naiki. Ia tampaknya pria yang baik. Aku tahu kau pasti akan mengatakan bahwa sebaiknya aku menunggu sampai aku bisa menemukan pria yang kucintai. Tapi aku takkan bisa mencintai orang lain selain dirimu, jadi itu masalahnya.

William Sherrington menginginkan seorang istri, dan aku membutuhkan suami secepatnya. Orang akan percaya bahwa dia ayah bayiku. Pernikahan ini akan tepat, dan William telah berjanji akan membesarkan anak ini seperti anaknya sendiri.

Dia menggarap lahan pertanian kecil di Alabama, dan kesanalah aku akan pergi. Aku memberitahumu karena kau berhak untuk tahu di mana anak ini akan berada. Aku akan meninggalkan instruksi kepada seorang pengacara di Mobile untuk menghubungimu jikalau anak ini sewaktu-waktu membutuhkanmu.

Aku memintamu untuk tidak mengikutiku, Jacob, karena takkan ada gunanya. Selamat tinggal, Sayangku.

“Dan ini ditandatangani oleh Charissa Sherrington,” Crystal menyelesaikan kalimatnya dengan sensasi kemenangan.

Bradford begitu terkejut hingga tidak mencermati ekspresi di wajah Crystal. Jika ia mencermati wajah Crystal, ia tentu bisa mengetahui bahwa Crystal berbohong. Crystal sanggup berbohong jika sesuai dengan kepentingannya. Dan jika Bradford ingat akan apa yang pernah terjadi padanya, ia akan menghindari Crystal. Namun saat ini Bradford sedang gundah, dan ia tidak dapat melihat sorot aneh di mata Crystal.

“Persetan denganmu, Crystal!”

Angela berbalik perlahan dan menaiki tangga dengan limbung. Matanya melebar, tetapi tidak dapat melihat. Sesuatu telah merobek dadanya. Ia hampir-hampir tak bisa bernapas.

Ia sampai di kamarnya tanpa menyadarinya, dan akhirnya duduk di tepi tempat tidurnya. Matanya panas dipenuhi air mata yang tidak mau turun.

Oh tuhan, aku jatuh cinta pada kakakku! Kakakku! Aku telah mencintainya selama sepuluh tahun. Dan Tuhan, maafkan aku, aku tak bisa menghentikannya. Aku masih tetap mencintainya!

Tanpa berpikir, Angela bangun dari tempat tidurnya dan mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam dua koper yang biasa ia bawa ke sekolah. Tidak ada alasan untuk meninggalkan barang-barangnya, karena ia takkan sanggup kembali ke rumah ini lagi.

Saat kopernya telah penuh dan dikunci, Angela meninggalkan kamarnya. Ia tak bertemu siapa pun dalam perjalanannya menuju kandang, di mana ia menemukan Zeke sedang mengumpulkan jerami untuk kuda-kuda. Zeke memandangnya dan tersenyum.

“Zeke, aku ingin kau ke kamarku dan membawakan dua koper yang ada di sana. Dan lakukanlah diam-diam. Anggota keluarga yang lain masih tidur.”

“Apa kau akan bepergian ke suatu tempat, Missy?” tanya Zeke sambil menggaruk-garuk kepalanya. “Aku tidak diberitahu...”

“Hanya ke kota, Zeke,” sela Angela dengan senyum yang lemah. “Berat badanku bertambah akhir-akhir ini dan pakaianku harus dibesarkan.”

“Baik, Misssy,” ujar Zeke dan segera menuju rumah.

Perasaan Angela gundah saat menunggu Zeke. Akhirnya, Zeke kembali dengan kopernya dan mereka bertolak ke kota.

Tapi ke mana ia akan pergi? Di mana tempatnya di dunia ini? Mungkin ia bisa mencari ibunya dan tinggal bersamanya! Nah, ia bahkan mengenal seseorang yang akan menuju ke Barat. Grant Marlowe. Ia akan membayar Grant agar bisa ikut bersama pria itu.

Angela menoleh ke belakang sekali lagi, melihat ke arah Golden Oaks, ia tahu ia takkan pernah melihat Jacob lagi. Dan di saat itulah hatinya hancur.






4 komentar: