“Apa?”
Angela
berputar dan melihat Bradford berlari menuju ke arah mereka. Sebelum ia bisa
mengucapkan sepatah kata pun, tinju Bradford sudah melayang ke wajah Grant,
membuat pria besar itu jatuh ke tanah. Angela menemukan kembali suaranya.
“Hentikan!
Hentikan! Dia tidak tahu, Bradford!”
Bradford
berbalik untuk menghadap Angela dan Angela mundur menjauh darinya. Untuk sesaat
Angela merasa Bradford mungkin akan membunuhnya.
“Bagaimana
dia bisa tahu? Kita belum memberitahu siapa pun. Kau mengerti? Dia takkan
mungkin tahu!”
Bradford
meneliti wajah Angela dan perlahan-lahan bara itu padam. Ia berbalik ke arah
Grant dan merentangkan tangannya untuk membantu Grant bangkit.
“Aku
minta maaf atas emosiku yang mudah meledak. Maukah kau memaafkanku?”
“Hanya
jika kau menerima permintaan maafku juga,” timpal Grant saat ia meraba
rahangnya perlahan. “Jika aku tahu wanita ini sudah menjadi milikmu, ini takkan
mungkin terjadi.”
“Permintaan
maaf diterima.” Bradford menyeringai malu. “Nah, karena kau akan pergi ke Texas
enam jam lagi, kusarankan kau segera pulang saja. Calon istriku dan aku harus
mendiskusikan sesuatu.”
“Dia
sangat mungil untuk bisa menghadapi temperamenmu, Brad,” Grant berkata terus
terang, perhatiannya pada Angela terlihat jelas. “Kau tidak akan menyakitinya
hanya karena ini, bukan?”
“Tentu
saja tidak,” sahut Bradford, terkejut. “Wanita ini milikku. Dia tahu tidak ada
yang perlu ditakutinya dariku. Sekarang pergi dari sini, please?”
Grant
sedikit ragu, dan ia menatap Bradford. Dari amarah yang membara berubah menjadi tenang... sungguh aneh.
Apakah Bradford memang setenang yang ia tunjukkan? Grant mengucapkan selamat
malam dan berlalu dengan enggan.
Bradford
mengawasi Grant sampai temannya itu kembali ke ruang dansa. Ia dapat melihat
melalui jendela lebar dan pintu-pintu yang terbuka bahwa sebagian besar tamu
tengah bersiap pulang. Ayahnya akan marah padanya jika ia tidak mengantarkan
para tamu sampai ke pintu saat mereka pulang.
“Kemarilah,”
perintahnya, walau suaranya tidak kasar.
Angela
mendekati Bradford perlahan. “Kau tidak marah?” ia berbisik.
“Tidak
lagi.”
Angela
menghela napas lega, kemudian menggelengkan kepalanya. “Well, aku marah! Kau harus memercayaiku, Bradford. Aku tidak bisa
terus-menerus khawatir setiap kali aku memandang seorang pria, kau akan
memukulnya di tengah hari bolong. Kau harus mengontrol emosimu.”
“Aku
tahu, Angel, dan aku minta maaf. Semua ini baru bagiku, Angel. Aku tidak pernah
merasa seposesif ini sebelumnya. Tapi aku tidak akan pernah menyakitimu karena
hal ini. Aku bersumpah.”
Angela
merasa tenang dalam pelukan Bradford, merasakan ketegangan yang meliputi mereka
sudah pergi. Mereka akan berhasil mengatasi rasa cemburu Bradford. Mereka harus
berhasil. Ia akan membuktikan pada Bradford bahwa pria itu tidak punya alasan
untuk cemburu.
Bradford
memeluk Angela dengan lembut, lalu membelai punggung Angela. Ia memandang
langit, sekarang menjelang fajar. Ia memikirkan percakapan yang akan
dilakukannya dengan ayahnya nanti. Ia tahu apa yang dipikirkan ayahnya. Ia
harus mengatakan pada ayahnya bahwa ia tidak mungkin menikahi Candise. Setelah
itu, ia akan mengumumkan secara resmi.
“Malam
ini kita akan memberitahu keluarga tentang kita,’ Ujar Bradford. “Dan satu
minggu dari sekarang, kita akan menikah. Setelahnya, tidak ada pria yang
meragukan bahwa kau milikku. Tapi aku memercayaimu. Aku percaya kau tak akan
pernah meninggalkanku, seperti yang dilakukan Crystal. Aku percaya kau
mencintaiku, sebagaimana aku hanya mencintaimu.”
Bab 30
Sudah
hampir pukul satu saat Angela terjaga, namun ia berharap ia lebih lama
tertidur. Tirai tebal ditutup rapat-rapat untuk menghalangi sinar matahari.
Bradford tidak ada di kamar itu.
Setelah
mandi dan berpakaian, Angela siap untuk menghadapi hari itu. Dan ini akan
menjadi hari yang paling membanggakan!
Angela
turun ke ruang utama, memikirkan ruang tamu yang dilewatinya sebelum sampai ke
tangga. Ia dan Bradford harus lebih hati-hati, karena Grant dan pengacara
Bradford Jim McLaughlin, telah tiba. Tapi “permainan” sembunyi-sembunyi mereka
akan berakhir dalam waktu satu minggu. Setelahnya, mereka tak perlu bersembunyi
lagi.
Ia
menuruni tangga dengan cepat, namun memelankan langkahnya saat ia mendengar
suara Bradford meninggi karena marah. Bradford ada di ruang melukis, tapi
kepada siapa dia berteriak?
“Untuk
itukah kau mengirim Tilda? Untuk membangunkanku, untuk memberitahukan semua
omong kosong ini? Kau pikir aku ini bodoh?”
Derai
tawa Crystal terdengar. “Mengapa begitu sulit bagimu untuk mempercayainya?
Hal-hal seperti ini memang terjadi.”
“Ini
kebohongan, Crystal... kebohongan yang keji!” Bradford meledak. “Dan jika kau
pikir trik jahatmu ini bisa membatalkan niatku menikahi Angela, maka kau pasti
gila!”
“Jadi,
kau memang berencana menikahinya?” Crystal bertanya, melecehkan.
“Sudah
kukatakan semalam di lantai dansa, saat aku memperingatkanmu agar tidak
mengganggunya. Apa kau tidak memercayaiku?”
“Sejujurnya,
tidak,” sahut Crystal. “Aku kasihan padamu, Bradford. Yang kau inginkan tidak akan
pernah terwujud.”
“Aku
tidak mau mendengarkan lagi.”
“Sebaiknya
kau mendengarkan!” Crystal memaksa. “Apa kau benar-benar percaya pada
alasan-alasan yang ayahmu berikan saat ia membawa gadis itu kemari? Yang benar
saja, Bradford! Menjadikan gadis itu sebagai anggota keluarga tanpa alasan yang
kuat? Betapa naifnya kau!”
“Ayahku
dan ibu Angela adalah teman di masa kecil.”
“Tepat!”
seru Crystal.
“Kau
tidak membuktikan apa pun! Sial kau, Crystal! Apa aku harus menemui ayahku
untuk memperjelas semua ini?”
Crystal
melanjutkan, “Jika ayahmu ingin kebenarannya terungkap, lalu mengapa dia
membuat begitu banyak kebohongan untuk menutupinya? Kau tidak boleh bertanya
padanya. Dia akan menjadi sangat sedih jika tahu kau telah mengetahui perbuatan
dosanya. Dia mungkin akan terkena serangan jantung lagi, dan dokter telah
memperingatkan bahwa satu serangan lagi bisa membunuhnya.”
“Bagus
sekali, Crystal,” tukas Bradford kering. “Jadi, aku tidak bisa bertanya pada
ayahku tentang kebohonganmu ini. Tapi itu tidak berarti aku memercayai satu
kata pun dari mulutmu itu.”
“Cobalah
berpikir rasional, Bradford. Ayahmu membeli Golden Oaks hampir dua puluh tahun
yang lalu. Dan tak lama sesudahnya, Charissa Sharrington melahirkan Angela.
Sudah jelas bahwa Jacob mengikuti wanita itu ke Alabama. Jika tidak, mengapa
dia membeli tanah yang akhirnya digarap oleh suami baru Charissa?”
“Itu
semua hanya kebetulan, Crystal,” Bradford menjawab, gelisah. “Itu tidak
membuktikan apa-apa.”
“Baiklah
kalau begitu. Dengarkan ini. Aku enggan mengakui kalau aku menggeledah meja
ayahmu, tapi kau memaksa untuk menunjukkan apa yang telah kutemukan. Ini adalah
surat yang ditulis Charissa Sherrington. Ini membuktikan segalanya. Akan
kubacakan untukmu. Kau akan mendengarkannya karena kau tahu harus begitu. ‘Jacob tersayang’...”
Aku tahu kau pasti mencariku, dan aku minta maaf telah
pergi tanpa berpamitan, tapi kupikir itu yang terbaik. Aku selalu tahu kau
tidak akan mungkin meninggalkan istrimu, karena itu berarti kau akan kehilangan
anak-anakmu, dan mereka membutuhkanmu. Walau setelah mengetahui hal ini, aku
tetap tidak bisa berhenti mencintaimu, Jacob. Andai saja kau sadar bahwa kau
mencintaiku sebelum menikahinya! Tapi aku telah sering mengatakannya, bukan?
Kau tak perlu mengkhawatirkan aku, Jacob, atau anak yang
kukandung ini. Aku tahu kau bilang akan memberikan segalanya pada anak ini sama
seperti pada anak-anakmu yang lain, tapi itu tak cukup, Sayang. Kau tidak bisa
mengaku sebagai ayahnya, dan aku ingin anakku memiliki seorang ayah. Karena
alasan itu aku menikah.
Aku baru bertemu suamiku kemarin, saat ia naik kek kereta
kuda yang juga aku naiki. Ia tampaknya pria yang baik. Aku tahu kau pasti akan
mengatakan bahwa sebaiknya aku menunggu sampai aku bisa menemukan pria yang
kucintai. Tapi aku takkan bisa mencintai orang lain selain dirimu, jadi itu
masalahnya.
William Sherrington menginginkan seorang istri, dan aku
membutuhkan suami secepatnya. Orang akan percaya bahwa dia ayah bayiku.
Pernikahan ini akan tepat, dan William telah berjanji akan membesarkan anak ini
seperti anaknya sendiri.
Dia menggarap lahan pertanian kecil di Alabama, dan
kesanalah aku akan pergi. Aku memberitahumu karena kau berhak untuk tahu di
mana anak ini akan berada. Aku akan meninggalkan instruksi kepada seorang
pengacara di Mobile untuk menghubungimu jikalau anak ini sewaktu-waktu
membutuhkanmu.
Aku memintamu untuk tidak mengikutiku, Jacob, karena takkan
ada gunanya. Selamat tinggal, Sayangku.
“Dan ini
ditandatangani oleh Charissa Sherrington,” Crystal menyelesaikan kalimatnya
dengan sensasi kemenangan.
Bradford
begitu terkejut hingga tidak mencermati ekspresi di wajah Crystal. Jika ia
mencermati wajah Crystal, ia tentu bisa mengetahui bahwa Crystal berbohong.
Crystal sanggup berbohong jika sesuai dengan kepentingannya. Dan jika Bradford
ingat akan apa yang pernah terjadi padanya, ia akan menghindari Crystal. Namun
saat ini Bradford sedang gundah, dan ia tidak dapat melihat sorot aneh di mata
Crystal.
“Persetan
denganmu, Crystal!”
Angela
berbalik perlahan dan menaiki tangga dengan limbung. Matanya melebar, tetapi
tidak dapat melihat. Sesuatu telah merobek dadanya. Ia hampir-hampir tak bisa
bernapas.
Ia sampai
di kamarnya tanpa menyadarinya, dan akhirnya duduk di tepi tempat tidurnya.
Matanya panas dipenuhi air mata yang tidak mau turun.
Oh tuhan, aku jatuh cinta pada kakakku! Kakakku! Aku telah
mencintainya selama sepuluh tahun. Dan Tuhan, maafkan aku, aku tak bisa
menghentikannya. Aku masih tetap mencintainya!
Tanpa
berpikir, Angela bangun dari tempat tidurnya dan mulai mengemasi
barang-barangnya ke dalam dua koper yang biasa ia bawa ke sekolah. Tidak ada
alasan untuk meninggalkan barang-barangnya, karena ia takkan sanggup kembali ke
rumah ini lagi.
Saat
kopernya telah penuh dan dikunci, Angela meninggalkan kamarnya. Ia tak bertemu
siapa pun dalam perjalanannya menuju kandang, di mana ia menemukan Zeke sedang
mengumpulkan jerami untuk kuda-kuda. Zeke memandangnya dan tersenyum.
“Zeke,
aku ingin kau ke kamarku dan membawakan dua koper yang ada di sana. Dan
lakukanlah diam-diam. Anggota keluarga yang lain masih tidur.”
“Apa kau
akan bepergian ke suatu tempat, Missy?” tanya Zeke sambil menggaruk-garuk
kepalanya. “Aku tidak diberitahu...”
“Hanya ke
kota, Zeke,” sela Angela dengan senyum yang lemah. “Berat badanku bertambah
akhir-akhir ini dan pakaianku harus dibesarkan.”
“Baik,
Misssy,” ujar Zeke dan segera menuju rumah.
Perasaan
Angela gundah saat menunggu Zeke. Akhirnya, Zeke kembali dengan kopernya dan
mereka bertolak ke kota.
Tapi ke
mana ia akan pergi? Di mana tempatnya di dunia ini? Mungkin ia bisa mencari
ibunya dan tinggal bersamanya! Nah, ia bahkan mengenal seseorang yang akan
menuju ke Barat. Grant Marlowe. Ia akan membayar Grant agar bisa ikut bersama
pria itu.
Angela
menoleh ke belakang sekali lagi, melihat ke arah Golden Oaks, ia tahu ia takkan
pernah melihat Jacob lagi. Dan di saat itulah hatinya hancur.
Kak.. penasaran berat nih..lanjutkan dong ceritanya
BalasHapusIya kk please lanjutin donk....
BalasHapusTolong lanjutkan donk sis, penasaran berat..
BalasHapusUda diujung cerita..
Lanjutt sis
BalasHapus