Jumat, 27 April 2018

Glorious Angel 7

Angela Sherrington duduk di salah satu kursi kayu di teras sempit, menatap sendu ke ladang yang telanjang di hadapan rumahnya. Dalam pikirannya, ia bisa melihat ladang itu penuh dengan tanaman jagung seperti minggu lalu. Apakah ia akan pernah melihatnya seperti ini lagi? Apakah semuanya akan pernah sama lagi?

Koin emas pemberian Bradford Maitland digenggamnya erat-erat. Entah bagaimana koin emas itu memberinya ketenangan saat ia membutuhkannya. Dan ia saat ini benar-benar membutuhkan ketenangan.
Angela masih mengenakan gaun coklat tua yang dikenakannya ke pemakaman pagi ini. Ia ingin mengenakan gaun warna hitam, tapi ia tak punya.

Minggu terakhir ini seperti mimpi buruk yang datang dan pergi. Mereka beruntung panen jagung tahun ini cukup bagus -ia harus ke kota tiga kali untuk menjual semuanya. Angela ikut bersama ayahnya. William Sherrington menepati janjinya tiga tahun yang lalu bahwa ia takkan pernah meninggalkan Angela sendirian lagi. Tiga tahun yang lampau. Waktu telah berlalu begitu cepat, terutama bagi Angela. Anak laki-laki yang biasa mengganggu dan berkelahi dengannya tidak mengganggunya lagi, dan Bobo mengingat peringatan darinya. Bobo tak pernah mendekatinya lagi. Ayahnya bahkan mengizinkannya pergi sendirian seperti dulu, dan ia tidak selalu harus berada di dekat ayahnya. Ya, tahun-tahun berlalu biasa saja, sampai tahun 1865 tiba.

Setahun yang lalu Union memenangkan pertempuran penting, yaitu Pertempuran Teluk Mobile. Pertempuran akhirnya mencapai Alabama. Benteng Gaines jatuh setelah beberapa hari pertempuran sengit. Dan Benteng Morgan menyerah setelah bertahan selama delapan belas hari. Orang-orang Yankee akhirnya berhasil menjejakkan kaki mereka di Alabama.

Enam bulan kemudian, Benteng Blakely dan Benteng Spanyol dikepung. Kemudian pada bulan April tahun ini, delapan bulan setelah Pertempuran Teluk Mobile, pasukan Union, dikomandai Jendral E.R.S. Canby, berhasil mengalahkan pasukan Konfederasi dan menguasai Mobile.

Ajaibnya, pertanian kecil keluarga Sherrington terlewati. Selama saat-saat menakutkan itu, William menutup rumah dan mereka menunggu, bertanya-tanya apakah rumah mereka akan dibakar. Apakah hasil panen mereka akan habis? Apakah mereka akan hidup? Namun bahaya lewat begitu saja dan rekonstruksi pun dimulai.

Bagi Angela, kalah perang tidak membawa dampak pribadi apa pun. Ia tak pernah memiliki budak. Ia tak punya tanah, dan tidak berhadapan dengan pajak yang tak bisa dibayarnya. Tanah mereka juga tidak akan diambil karena kekayaan tuan tanah mereka tetap stabil.

Angela juga tidak kaget dengan kemiskinan seperti kebanyakan wanita kaya di Selatan, karena ia sudah akrab kemiskinan sejak lahir. Ia dan ayahnya sudah terbiasa hidup susah.

Frank Colman, teman lama ayahnya yang suka minum-minum juga, menemuinya hari itu saat Angela menunggu ayahnya di dalam kereta. Ia langsung menduga ada sesuatu yang terjadi, karena Frank tidak mau menatap wajahnya. Frank bercerita padanya tentang perkelahian yang melibatkan ayahnya. Perkelahian di kedai minum tentang orang-orang Yankee yang memenangkan perang, kata Frank.Seorang pemabuk memulainya. Ayahnya jatuh, kepalanya terhantam meja dan langsung meninggal.

Angela segera berlari ke kedai tersebut dan menemukan Willian Sherrington terbaring di lantai yang berdebu dan kotor -berdarah akibat perkelahian dan tak bernyawa.

Saat terjatuh di samping ayahnya dengan rasa tak percaya, ingatannya akan beberapa kali pertengkarannya dengan ayahnya karena kebiasaan mabuk pria itu, melintasi ingatannya. Semua kata menyakitkan yang pernah diucapkannya pada ayahnya selama bertahun-tahun ini disebabkan masalah itu.

Ia menangis tersedu-sedu di lantai dan semua lelaki di sekelilingnya mundur dengan wajah malu, saat ia menumpahkan kesedihan dan dukanya.

Ayahnya telah dimakamkan pagi ini. Sekarang ia sendirian di dunia, benar-benar sendirian. Apa yang akan dilakukannya? Ia berulang kali mengajukan pertanyaan itu pada dirinya sendiri, tapi tetap tak mendapat jawaban.

Ia bisa saja menikahi Clinton Pratt, pikirnya. Clinton sudah berulang kali melamarnya tahun lalu, dan Angela yakin pria itu akan melamarnya lagi. Clinton pemuda yang sangat baik. Ia menggarap sebuah lahan pertanian kecil di dekat sungai. Angela suka ditemani Clinton tapi tak ingin menikah dengan pria itu. Ia tidak mencintai Clinton.

Genangan air mata mulai muncul lagi. Oh, Papa, mengapa kau harus meninggalkanku? aku tak ingin sendirian, Pa! Aku tak suka sendirian!

Ia ingin sekali tetap tinggal di sini. Ini adalah rumahnya. Ia  punya si tua Sarah. Ia bisa menggarap ladang sendirian, ia yakin. Tapi tentu saja, itu bukan tergantung dirinya, tapi tergantung Jacob Maitland. Mr. Maitland mungkin takkan mengizinkannya tetap tinggal di lahan pertanian ini, mengira ia tak bisa menggarap ladang sendirian.

ia mungkin akan mengetahui jawabannya hari ini karena Jacob Maitland hadir di pemakaman pagi ini, dan berkata akan menemuinya sesudahnya. Ia harus meyakinkan Jacob Maitland bahwa ia bisa tinggal sendirian. Ia harus melakukannya!


***


Jacob Maitland naik kereta terindah yang pernah dilihat Angela. Keretanya baru, dengan tempat duduk beludru warna hijau yang mewah dan cat hitam yang mengilat.

Orang bilang Jacob Maitland sangat kaya hingga perang pun sama sekali tidak mengurangi kekayaannya. Jacob tak pernah menggantungkan hidupnya pada pertanian. Tanahnya sama sekali tidak ditanami saat perang. Ini membuat orang bertanya-tanya mengapa ia tinggal di Selatan dan menempati Golden Oaks selama perang, bukannya pindah ke Eropa, di mana sebagian besar bisnisnya berada.

Dulu Jacob sering datang berkunjung saat Angela masih kecil, selalu membawakannya permen, terkadang mainan. Angela mengira alasan kedatangan Jacob adalah untuk mengontrol tanah miliknya. Lalu delapan tahun kemudian, ayahnya dan Jacob bertengkar hebat. Angela hampir yakin mereka akan diusir setelahnya, tapi ternyata tidak. Namun Jacob tak pernah datang lagi ke ladang mereka. Ia tak pernah tahu apa yang mereka pertengkarkan.

Jacob Maitland adalah tuan tanah yang baik, itu tak bisa disangkal lagi. Walau hasil panen mereka tidak bagus, Jacob tak pernah mengeluh. Dan selama perang, ia berkeras untuk mengurangi bagiannya. Itu membuat Angela merasa dua kali lebih bersalah karena telah menerima makanan yang dibawakan Hannah untuknya.

Namun sekarang ia benar-benar takut.

"Angela sayang, aku ikut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya ayahmu," Jacob Maitland memulai. "Kau pasti merasa sangat hampa sekarang."

"Ya," Angela menjawab dengan bisikan yang lemah, matanya menunduk.

"Aku mengenal ayahmu hampir selama delapan belas tahun," Jacob melanjutkan dengan suara yang lembut. "Dia sudah menggarap lahan pertanian ini sebelum aku datang ke Alabama."

"Kalau begitu, Anda juga mengenal ibu saya?" Angela bertanya penasaran, matanya bersinar.

"Ya, ya, benar." Jacob tersadar, tatapannya nanar. "Seharusnya dulu ia tidak pergi ke Barat sendirian. Dia..."

"Barat?" Angela berkata dengan bersemangat. "Ke sanakah perginya ibu saya? Ayah saya tak pernah menceritakannya."

"Ya, ibumu pergi ke sana," Jacob menjawab dengan sedih. "Tahukah kau bahwa kau sangat mirip dengan ibumu?"

"Ayah saya selalu bilang kalau rambut dan mata saya mirip ibu saya," sahut Angela, sudah lebih tenang.

"Kau jauh lebih mirip dari itu, Sayang. Ibumu wanita tercantik yang pernah kukenal. Dia punya keanggunan, kerapuhan, dan kecantikan yang menarik. Kau sama persis dengannya."

"Anda mengolok-olok saya, Mr. Maitland. Saya tidak anggun, yang pasti sama sekali tidak rapuh."

"Kau bisa menjadi anggun, dengan latihan yang tepat," cetus Jacob dengan lembut.

"Latihan? Oh, maksud anda semacam sekolah?" Angela bertanya. "Saya tidak punya waktu untuk itu. Ayah saya membutuhkan saya di sini untuk menggarap ladang."

"Ya. Mengenai ladang ini, Angela. Karena ayahmu sekarang sudah... tidak bersama kita lagi, aku ingin..."

"Kumohon, Mr. Maitland," sela Angela, takut pada apa yang akan dikatakan Jacob. "Saya bisa menggarap ladang ini sendirian. Saya sudah membantu ayah saya sejak kecil. Saya lebih kuat daripada kelihatannya, sungguh."

"Apa yang ada dalam pikiranmu, Nak? Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal sendirian di sini," seru Jacob terkejut, menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tapi saya..."

Jacob mengangkat tangannya untuk menghentikan Angela. "Aku tak mau mendengar apa pun lagi. Dan jangan terlihat begitu sedih, Sayangku. Sebelum kau menyela, aku tadi akan mengatakan bahwa aku ingin kau ikut bersamaku dan tinggal di Golden Oaks."

Raut tidak percaya muncul di wajah Angela, "Kenapa?"

Jacob Maitland tertawa. "Anggap saja aku meresa bertanggung jawab padamu. Lagi pula, aku sudah mengenalmu sejak lahir, Angela. Aku menunggu bersama William Sherrington saat ibumu melahirkanmu. Dan aku ingin membantumu."

"Tapi bagaimana dengan keluarga Anda? Anda juga memiliki banyak pelayan di rumah."

"Omong kosong," sanggah Jacob. "Para pelayan tidak tinggal di dalam rumah, Nak. Dan keluargaku akan menerimamu dengan senang hati. Jangan khawatirkan hal itu."

"Anda memang pria terbaik yang pernah saya kenal!" Angela berseru, air mata menggenangi matanya lagi.

"Jika demikian, selesai sudah. Aku akan meninggalkanmu di sini untuk mengemasi barang-barangmu, dan aku akan mengirimkan kereta untuk menjemputmu beberapa jam lagi."



Next
Back
Synopsis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar